Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2021, 17:10 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Lahan pertanian satu hektar untuk menghasilkan keuntungan ratusan juta rupiah tampaknya sangat sulit dibayangkan.

Tapi, bayangan untuk menghasilkan keuntungan ratusan juta dalam kurun waktu setahun di lahan seluas satu hektar dapat terealisasikan dengan menanam porang.

Heriyanto, salah seorang petani porang yang sukses mengungkapkan, bukan perkara sulit untuk mendapatkan keuntungan Rp 500 juta dalam setahun dengan menanam porang.

"Ini dalam satu hektar kalau dengan modal bibit sekitar sekilo isi 5, itu dalam setahun itu mencari target sekitar 500 juta Insya Allah tercapai," ucap Heriyanto saat berbincang dengan Kompas.com di kebunnya, Desa Karangjong, Ngawen, Blora, Sabtu (17/4/2021).

Baca juga: Awalnya Ragu Menanam Porang, Heriyanto Kini Ingin Garap Sampai 13 Hektare

Meski keuntungannya besar, tapi biaya produksi untuk mendapatkan keuntungan sebanyak itu juga tidak sedikit.

"Dengan modal kerja per hektar estimasi sekitar 100 sampai Rp 120 juta setahun, itu baru dihitung dari umbinya," katanya.

Sementara bonusnya, yakni katak porang dalam satu pohon, bisa menghasilkan sekitar 10 buah.

"Sekarang detik ini (katak) sekilo fresh Rp 190.000. Nanti kalau sudah dikarantina sebulan itu bisa nyampe Rp 250.000, pas musim tanam tembus di Rp 500.000 sekilo," jelasnya.

Maka bisa dibayangkan, untuk menghasilkan keuntungan ratusan juta rupiah di lahan pertanian satu hektar dalam setahun, bukan perkara yang tidak mungkin.

"Artinya keuntungannya seperti multiplier effect," ungkapnya.

Baca juga: Cerita Petani Tebu Beralih Menanam Porang, dari Omzet Rp 9 Juta Kini Rp 100 Juta

Heri menambahkan, sampai saat ini porang merupakan komoditas ekspor yang mana pabrik pengolahan barang tersebut belum dapat ditemukan di Indonesia.

"Tahun-tahun ini saya yakin belum, justru orang kita mengonsumsi barang jadi yang impor dari Jepang, seperti mie shirataki, beras shirataki untuk orang-orang yang diet karbo itu, padahal barangnya dari sini, jadi kita ini bangga dengan produk import padahal barangnya dari sini," terang dia.

Maka dari itu, Heri yakin bisnis porang di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan masih menjadi primadona bagi hampir semua kalangan.

"Jadi ini sangat potensi sekali karena dia enggak mengganggu tanaman utamanya, dia juga tidak terganggu oleh tanaman utamanya, jadi sangat menguntungkan sekali," ujar Heri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Banten Siapkan Uang Tunai Rp 4,57 Trilun untuk Ramadhan 2024

BI Banten Siapkan Uang Tunai Rp 4,57 Trilun untuk Ramadhan 2024

Regional
Rombongan Pengantar Jenazah Aniaya Anggota Polisi, Awalnya Motor Korban Ditendang Pelaku

Rombongan Pengantar Jenazah Aniaya Anggota Polisi, Awalnya Motor Korban Ditendang Pelaku

Regional
Tinggal 2 Kelurahan di Kota Semarang yang Masih Kebanjiran, Mana Saja?

Tinggal 2 Kelurahan di Kota Semarang yang Masih Kebanjiran, Mana Saja?

Regional
Tim SAR Hentikan Pencarian Nelayan yang Hilang Saat Melaut di Perairan Sikka

Tim SAR Hentikan Pencarian Nelayan yang Hilang Saat Melaut di Perairan Sikka

Regional
Kru KM Sinar Lema 01 Sempat Hubungi Keluarga Sebelum Hilang Kontak

Kru KM Sinar Lema 01 Sempat Hubungi Keluarga Sebelum Hilang Kontak

Regional
Kasus Gigitan HPR di Sikka Tembus 510 Kasus Selama Januari-Maret 2024

Kasus Gigitan HPR di Sikka Tembus 510 Kasus Selama Januari-Maret 2024

Regional
IRT di Lombok Tengah Jadi Korban Pencurian dan Pemerkosaan

IRT di Lombok Tengah Jadi Korban Pencurian dan Pemerkosaan

Regional
Jalan Kaligawe Semarang Sudah Kering, Arus Lalu Lintas Kembali Normal

Jalan Kaligawe Semarang Sudah Kering, Arus Lalu Lintas Kembali Normal

Regional
Gara-gara Terima Telepon dari Pria Lain, Istri di Jambi Tewas di Tangan Suami

Gara-gara Terima Telepon dari Pria Lain, Istri di Jambi Tewas di Tangan Suami

Regional
Soal Santri Tewas Tak Wajar di Jambi, Orangtua Minta Bantuan Kapolri

Soal Santri Tewas Tak Wajar di Jambi, Orangtua Minta Bantuan Kapolri

Regional
Cerita Penjual Kolang-kaling Musiman di Magelang, Raup Omzet Jutaan Rupiah Saat Ramadhan

Cerita Penjual Kolang-kaling Musiman di Magelang, Raup Omzet Jutaan Rupiah Saat Ramadhan

Regional
Cerita Siswa SMKN Jateng Jadi 'Volunteer' di Posko Banjir Kota Semarang

Cerita Siswa SMKN Jateng Jadi "Volunteer" di Posko Banjir Kota Semarang

Regional
Seorang Warga Amerika Serikat Meninggal Usai Menyelam di Raja Ampat

Seorang Warga Amerika Serikat Meninggal Usai Menyelam di Raja Ampat

Regional
Tragis, Balita di Cilegon Terlindas Bus Saat Berburu Klakson Telolet, Ini Kronologinya

Tragis, Balita di Cilegon Terlindas Bus Saat Berburu Klakson Telolet, Ini Kronologinya

Regional
Polres Sumbawa Bekuk 2 Muncikari Prostitusi 'Online' Tarif Rp 500.000

Polres Sumbawa Bekuk 2 Muncikari Prostitusi "Online" Tarif Rp 500.000

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com