Titik menyampaikan, kicak menjadi makanan khas dari Kauman yang banyak dijual pada bulan Ramadhan saja. Selain bulan Ramadhan, permintaan kicak sangat sedikit.
"Kalau hari-hari biasa enggak ada yang beli, tapi kalau saat puasa peminat kicak ini banyak. Sebelum puasa kalau ada yang pesan baru dibuatkan," ujar dia.
Setiap harinya ia membuat kicak kurang lebih 30 bungkus, dan selalu habis dibeli oleh para penikmatnya.
Dirinya menjual kicak mulai pukul 15.00 dan habis sekitar pukul 17.00.
"Satu bungkusnya dijual Rp 4.000. Satu bungkus isinya 3 jadah dan satu potongan buah nangka," kata dia.
Untuk membuat kicak pada tahun ini ia mengalami sedikit kendala, yakni ketersediaan buah nangka yang sulit didapat di pasaran.
Titik menduga, buah nangka sedang tidak musim sekarang ini.
"Kalau tahun kemarin itu harganya mahal tapi masih bisa didapat, tetapi kalau sekarang buah nangkanya sulit sekali didapat," kata dia.
Baca juga: Awalnya Ragu Menanam Porang, Heriyanto Kini Ingin Garap Sampai 13 Hektare
Sementara itu salah satu pembeli kicak, Eli warga Kauman mengaku, setiap bulan puasa menyempatkan membeli kicak untuk dijadikan salah satu menu berbuka puasa.
Kicak biasanya dinikmati sebelum menyantap makanan utama, makanan ini pas digunakan untuk makanan berbuka karena rasanya yang manis.
"Kalau berbuka keluarga sukanya yang manis, kicak ini manis dan juga legit jadi keluarga saya memang suka," kata dia.
Ia mengatakan, selain bulan Ramadhan, kicak jarang sekali dijual di penjual makanan ringan di Jogja.
"Kicak ini sudah jadi makanan khas saat bulan Ramadhan, kalau dimakan di luar bulan Ramadhan agak berbeda sensasinya," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.