JAYAPURA, KOMPAS.com - Personel Setgas Nemangkawi yang tengah berada di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembakaran di Kampung Dambet.
Kasus pembakaran gedung sekolah dasar, rumah kepala suku dan tiga rumah dinas guru, dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) baru yang berasal dari kawasan setempat.
"Diduga dilakukan oleh kelompok Beoga Arodikala yang ikut Lagakek Telenggen," ujar Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes M Iqbal Alqudusi, melalui keterangan tertulis, Minggu (18/4/2021).
Usai kejadian pada Sabtu (17/4/2021) pagi, dipastikan tidak sempat terjadi kontak senjata antara KKB dengan aparat keamanan yang datang ke lokasi kejadian.
Namun, dari olah TKP, ditemukan satu selongsong peluru.
Baca juga: Cerita Petani Tebu Beralih Menanam Porang, dari Omzet Rp 9 Juta Kini Rp 100 Juta
“Tim satgas penegakan hukum telah melaksanakan Olah TKP, meminta keterangan saksi dan barang bukti. Dari hasil olah TKP Barang bukti yaitu Honai yang terbakar, rumah guru yang terbakar, pintu sekolah yang terbakar dan ditemukan satu selongsong peluru," kata Iqbal.
Selain itu, Iqbal memastikan, gedung SD Dambek yang coba dibakar KKB tidak mengalami kerusakan terlalu berat karena warga setempat cepat memadamkan api.
"Gedung SD Dambet tidak sempat ludes karena warga sempat menghalau dan memadamkan apinya sehingga hanya pintu yang terbakar," kata dia.
Kamis (8/4/2021) pukul 09.30, KKB melakukan aksi penembakan di sebuah kios di Kampung Julugoma.
Akibatnya, Oktovianus Rayo, guru SD Impres Beoga tewas karena ditembak.
Tidak hanya di situ, pada sore harinya KKB membakar tiga ruang SMAN 1 Beoga.
Kemudian pada Jumat (9/4/2021) sore, kelompok tersebut melakukan penembakan kepada Yonatan Randen, guru SMPN 1 Beoga di bagian dada.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.