Herman berharap, peristiwa ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak agar tidak mudah terbawa emosi.
Ketika sudah menyerahkan keluarga kepada pihak rumah sakit, maka keluarga juga diharapkan memercayakan keada tenaga kesehatan.
Dia juga tidak ingin kejadian serupa terulang lagi.
"Khususnya di wilayah Sumsel, semoga tidak terulang lagi. Saya berharap kita semua bisa ambil hikmahnya bahwa kejadian-kejadian seperti ini mungkin saja terjadi karena emosi yang spontanitas. Tapi harapan saya kepada seluruh pasien maupun keluarga pasien, ketika sudah menyerahkan keluarganya dirawat di salah satu rumah sakit atau klinik, ya kita percayakan saja. Jangan sampai ada kejadian penganiayaan seperti ini," ujarnya usai menelepon ibu CRS.
Baca juga: Jadi Tersangka, Pria yang Aniaya Perawat di Palembang Terancam 2 Tahun Penjara
Ayah pasien, JT, datang ke rumah sakit dan mengetahui tangan anaknya berdarah setelah perawat melepaskan infus.
"Kemudian pelaku ini meminta korban untuk datang ke ruang perawatan anaknya. Korban akhirnya datang bersama teman perawatnya yang lain untuk meminta maaf," tutur Abdullah, Jumat (16/4/2021).
Namun tiba-tiba, pelaku JT menampar perawat perempuan tersebut dan meminta korban bersujud untuk minta maaf pada keluarganya.
Saat CRS bersujud, JT malah menendang perutnya hingga tersungkur.
"Rambut korban juga sempat dijambak oleh terlapor. Korban berhasil keluar kamar setelah diselamatkan rekannya," kata dia.