Tembok setinggi 2,5 meter yang dibangun di tengah jalan umum di Pekanbaru, Riau, bikin warga dan pengguna jalan kesal.
Tembok itu dibangun oleh Nur Sayuti (60), seorang warga setempat.
Rahmat selaku Ketua RW 001, Kelurahan Penghentian Marpoyan Damai, mengatakan, tembok itu dibangun karena Sayuti merasa marah. Penyebabnya karena dua hal.
Yang pertama karena beberapa hari sebelumnya, Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru memasang lampu merah di persimpangan jalan tersebut.
"Dia (Sayuti) marah, kenapa orang Dishub tidak izin pasang lampu merah. Setelah itu lah dipasangnya batu bata untuk menutup jalan," bebernya.
Alasan yang kedua karena pernah diklakson oleh pengguna jalan.
"Waktu itu dia marah-marah diklakson hingga terjadi macet. Dia bilang ini tanah saya, jalan saya, kamu mau apa, katanya ke pengendara lain. Kata pengendara yang melintas, kalau itu tanah bapak tutup saja jalannya. Rupanya memang dibuktikan dan ditutupnya jalan," tutur Rahmat.
Sayuti mengklaim bahwa jalan tersebut merupakan tanah milik istrinya.
"Kalau memang itu tanah dia, kenapa tidak dari dulu komplain. Kenapa baru sekarang. Jadi masyarakat di sini jadi resah. Saya sudah melarang menutupnya, tapi dia tidak mau. Saya tak bisa buat apa-apa sebagai ketua RW," sebut Rahmat.