Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Eksotisme Benteng Pendem Ngawi di Tepi Sungai Bengawan Solo, Ada Sejak Tahun 1839

Kompas.com - 18/04/2021, 06:26 WIB
Editor Rachmawati

KOMPAS.com - Benteng Van Den Bosch di Ngawi berada di kawasan pertemuan dua sungai besar yakni Bengawan Solo dan Sungai Madiun, Jawa Timur.

Benteng yang dikenal dengan nama Benteng Pendem tersebut ada di atas lahan seluas 15 hektar di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi.

Bangunan pertahanan tersebut dibangun oleh arsitek Belanda, Jacobus von Dentzsch antara tahun 1839 hingga 1845.

Baca juga: Bupati Ngawi Pilih Lantik Ratusan Kepala Desa di Benteng Van Den Bosch

Dikutip dari Indonesia.go.id, nama Van Den Bosh diambil dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-43 yakni Johannes Graaf Van Den Bosch, yang dikenal dengan tanam paksa atau cultuurstelsel.

Biasanya benteng dibangun dengan posisi lebih tinggi dari daratan atau di wilayah perbukitan. Namun tidak dengan benteng di Ngawi.

Arsitek Dentzsch justru membangun benteng dengan posisi bangunan lebih rendah dari tanah di sekitarnya. Karena posisinya yang terpendam itulah Benteng Van Den Bosch juga disebut dengan Benteng Pendem.

Baca juga: Mengintip Sejarah Benteng Van Den Bosch, Tempat Jokowi dan Iriana Ngopi Bareng

Lokasi Benteng Pendem yang berada di lahan pertemuan dua sungai besar, Bengawan Solo dan Sungai Madiun, membuat benteng tersebut memiliki peran penting bagi Pemerintah Hindia Belanda untuk mengamankan dan menguasai jalur perdagangan mereka.

Karena Bengawan Solo menjadi salah satu jalur transportasi penting yang menghubungkan pesisir utara dengan wilayah pedalaman Pulau Jawa.

Kala itu, Van De Bosch melengkapi bentengnya dengan 250 prajurit bersenjata bedil dengan 60 pasukan kavelari serta 6 meriam api yang ditempatkan di beberapa sudut benteng.

Baca juga: Jokowi Telepon Basuki, Minta Segera Revitalisasi Benteng Van Den Bosch

Untuk para prajurit tinggal di kamar-kamar serupa asrama di lantai dua benteng. Sedangkan di bagian bawah tanah, dibuat penjara.

Selain itu, benteng tersebuut juga dilengkapi dengan gudang amunisi.

Walaupun sudah berusia hampir 200 tahun, dan tak lagi berfungsi untuk pertahanan. Eksotisme Benteng Pendem masih terjaga.

Sebagian banguan sudah tak utuh akibat serangan bom pasukan Jepang pada tahun 1942. Selain itu beberapa bagian dinding pun sudah terlihat kusam.

Baca juga: Jokowi Minum Kopi Seharga Rp 8.000 di Benteng Van Den Bosch

Namun lekuk-lekuk kokok bangunan khas Eropa masih terlihat hingga saat ini.

Di era kemerdekaan, Batalyon Artileri Medan 12 salah satu kesatuan dalam Komando Strategis Cadangan TNI Angkatan Darat (Kostrad) di Kabupaten Ngawi pernah berkantor di benteng ini.

Kesatuan inilah yang kemudian berinisiatif untuk ikut membantu merawat cagar budaya nasional dan membuka benteng sebagai salah satu tujuan wisata sejarah pada 2012.

Baca juga: Pemugaran Benteng Pendem Ngawi Selesai 2023, Ini Rencana ke Depannya

Dikunjungi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana

Bagian dalam Benteng Van den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Bagian dalam Benteng Van den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi.
Pada 1 Februari 2019, Benteng Pendem dikunjungi oleh Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana.

Saat itu Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk merevitalisasi bangunan bersejarah tersebut.

Presiden juga minta agar revitalisasi disesuaikan dengan fungsi sebagai tujuan wisata diselaraskan dengan lingkungan serta tetap mempertahankan kearifan lokal.

Pemerintah daerah pun dilibatkan mulai dari tahap perencanaan hingga pembangunan.

Baca juga: Sejarah Benteng Vastenburg, Dulu Bernama Grooemoedigheid, Ini Artinya

Sejak 10 Desember 2020, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya mulai melakukan restorasi Benteng Pendem.

Restorasi dilakukan dengan tetap melindungi elemen-elemen bangunan utama sesuai dengan tahapan pelestarian bangunan gedung cagar budaya.

Sehingga pemugaran tidak menghilangkan arsitektur asli dari bangunan tersebut.

Terdapat 13 bangunan yang akan dilakukan restorasi di antaranya bangunan barak prjurit, mess perwira, dapur umum, kediaman dan kantor gubernur jenderal, baston, dan gerbang.

Baca juga: Sejarah Benteng Kuto Besak Palembang

Tampilan Benteng Pendem di Kabupaten Ngawi yang tengah dipugar untuk dikembalikan ke bentuk semula (dok. Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ngawi Totok Sugiharto).dok. Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ngawi Totok Sugiharto Tampilan Benteng Pendem di Kabupaten Ngawi yang tengah dipugar untuk dikembalikan ke bentuk semula (dok. Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ngawi Totok Sugiharto).
Selain itu juga dilakukan penataan kawasan dengan membangun jalan atau akses, drainase, pedestrian, jembatan, dan lansekap.

Di kawasan itu juga dibangun fasilitas tambahan seperti deep wheel, gardu listrik (power house), toilet, dan sarana prasarana air bersih.

Penataan Benteng Pendem meliputi juga kawasan seluas kurang lebih 42.181 m2.

Kementerian PUPR pun telah menunjuk PT Nindya Karya sebagai pelaksana proyek revitalisasi dengan masa pengerjaan 780 hari dan ditargetkan selesai pada Januari 2023.

Baca juga: RS Darurat di Benteng Vastenburg Solo Diresmikan, Layani Pasien Covid-19 dan Vaksinasi Massal

Anggaran revitalisasi bersumber dari APBN tahun jamak (multiyears) 2020-2023 sebesar Rp 113,7 miliar.

Dari program revitalisasi ini diharapkan tak hanya mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara, tetapi juga ikut memberikan dampak luas bagi perekonomian masyarakat sekitarnya.

Apalagi kehadiran Tol Trans Jawa ruas Solo-Ngawi sepanjang 90 kilometer yang beroperasi penuh pada November 2018 juga bisa menjadi penunjang infrastruktur wisata sejarah ke Benteng Pendem ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Ada Penurunan Harga Bahan Pokok di Pasar Purworejo, Warga: Itu Masih Mahal, Belanja Hanya Dapat Sedikit

Ada Penurunan Harga Bahan Pokok di Pasar Purworejo, Warga: Itu Masih Mahal, Belanja Hanya Dapat Sedikit

Regional
 Kenal Lewat Aplikasi Kencan, Pria Ini Sebar Video Syur Mahasiswi Padang

Kenal Lewat Aplikasi Kencan, Pria Ini Sebar Video Syur Mahasiswi Padang

Regional
Satu Korban Kebakaran Kapal MT Kristin Ditemukan, Masih Gunakan Pakaian Kerja

Satu Korban Kebakaran Kapal MT Kristin Ditemukan, Masih Gunakan Pakaian Kerja

Regional
Jual Bahan Petasan yang Meledak dan Membunuh 1 Orang, Tukang Bangunan di Magelang Mengaku Terlilit Utang

Jual Bahan Petasan yang Meledak dan Membunuh 1 Orang, Tukang Bangunan di Magelang Mengaku Terlilit Utang

Regional
Imbauan Presiden Jokowi tentang Penyaluran Zakat Lewat Baznas Disambut Antusias Pemprov Gorontalo

Imbauan Presiden Jokowi tentang Penyaluran Zakat Lewat Baznas Disambut Antusias Pemprov Gorontalo

Regional
Kisah Begal Taksi Online di Purworejo, Minta Maaf kepada Korban, Tak Jadi Bawa Kabur Mobil

Kisah Begal Taksi Online di Purworejo, Minta Maaf kepada Korban, Tak Jadi Bawa Kabur Mobil

Regional
Lagi, 1 Korban Hilang Kebakaran Kapal MT Kristin di Mataram Ditemukan Meninggal

Lagi, 1 Korban Hilang Kebakaran Kapal MT Kristin di Mataram Ditemukan Meninggal

Regional
Pakai Golok Begal Sopir Taksi Online, Pemuda di Purworejo Ditangkap, Ini Pengakuannya

Pakai Golok Begal Sopir Taksi Online, Pemuda di Purworejo Ditangkap, Ini Pengakuannya

Regional
Minta Murid Hadiri Acara Dai Cilik yang Digelar Parpol, Kadisdik Pangkalpinang Buka Suara

Minta Murid Hadiri Acara Dai Cilik yang Digelar Parpol, Kadisdik Pangkalpinang Buka Suara

Regional
Muncul Penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U20, Gibran Sampai Bikin Polling, Ini Hasilnya

Muncul Penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U20, Gibran Sampai Bikin Polling, Ini Hasilnya

Regional
Pedas, Manis dan Gurih Berpadu dalam Setiap Seruputan Keong Sawah, Camilan Khas Ramadhan di Banyumas

Pedas, Manis dan Gurih Berpadu dalam Setiap Seruputan Keong Sawah, Camilan Khas Ramadhan di Banyumas

Regional
Kini Ada Kepala Suku Yahukimo, Bupati Berharap Bisa Meminimalisasi Konflik

Kini Ada Kepala Suku Yahukimo, Bupati Berharap Bisa Meminimalisasi Konflik

Regional
Sebar Konten Porno Istri di Media Sosial, Pria di Jepara Terancam 12 Tahun Penjara

Sebar Konten Porno Istri di Media Sosial, Pria di Jepara Terancam 12 Tahun Penjara

Regional
Sambil Mudik via Jalan Tol di Lampung, Warga Bisa Tukar Uang Pecahan di Rest Area

Sambil Mudik via Jalan Tol di Lampung, Warga Bisa Tukar Uang Pecahan di Rest Area

Regional
Dalam Sehari 7 Warga Lombok Tersambar Petir di 3 Tempat, 2 Tewas, 5 Luka-luka

Dalam Sehari 7 Warga Lombok Tersambar Petir di 3 Tempat, 2 Tewas, 5 Luka-luka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke