Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Anak Korban Tewas gara-gara Hoaks Tsunami di NTT: Rumah Kosong, Mama Sudah Terjatuh di Jalan

Kompas.com - 18/04/2021, 05:14 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Nasib memilukan dialami oleh Kristina Lelu (61).

Warga Kelurahan Lewoleba Selatan, Kecamatan Nukabatukan, Lembata, NTT itu ditemukan tewas di jalan sekitar rumahnya.

Kristina diduga mengalami serangan stroke dan terjatuh ketika hendak menyelamatkan diri saat isu bohong tsunami menyebar di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: 2 Warga NTT Tewas Setelah Beredar Hoaks soal Tsunami

Kesaksian sang anak: rumah kosong, mama jatuh di jalan

Ilustrasi.THINKSTOCK Ilustrasi.
Anak kandung korban yang bernama Agus Elan mengemukakan, mulanya dia mendengar ada isu tsunami di wilayahnya.

Hoaks tsunami tersebut ternyata telah menyebar hingga membuat warga panik dan berusaha menyelamatkan diri ke dataran tinggi, arah Bukit Lusikawak, Komak dan Waikomo.

Agus pun kembali ke rumah untuk mengecek keberadaan orangtuanya.

"Saat isu (tsunami) merebak, saya ke rumah untuk cek keadaan mama dan bapa," katanya, seperti dilansir dari Pos-Kupang.

Sayangnya, ketika mencari ke seisi rumah, dia tak menemukan siapa-siapa.

Agus Elan kemudian berinisiatif menyisir wilayah sekitar rumahnya.

"Saat itu rumah kosong, sehingga saya mencari di jalan sebelah rumah, saya dapati mama sudah terjatuh," tuturnya saat ditemui di rumah duka, Sabtu (!7/4/2021) pagi.

Kristina kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bukit Lewoleba.

Namun sayangnya nyawa Kristina tidak terselamatkan.

Baca juga: Perjalanan Sayuti Bangun Tembok 2,5 Meter di Jalan Perumahan hingga Akhirnya Dirobohkan TNI-Polri dan Warga

 

Ilustrasi.KOMPAS.COM/HANDOUT Ilustrasi.
Warga lainnya meninggal karena tertabrak

Selain Kristina, satu warga lain juga meninggal dunia. Dia adalah Lisa Deram Akamaking.

Lisa merupakan pengungsi banjir dari Desa Lamagute, Kecamatan Ile Ape Timur.

Lisa jatuh tertabrak warga yang berdesak-desakan saat mengungsi ketika isu tsunami tersebar.

Sempat dibawa ke RS Lewoleba, Lisa meninggal dunia pada Sabtu (17/4/2021) sekitar pukul 06.00 WITA.

"Kita belum tahu siapa oknum yang menabrak karena pasca kejadian, langsung melarikan diri," tutur Viktor Mado Watun, keluarga Lisa.

Baca juga: 4 Fakta Sosok Pratu Lukius, Anggota TNI yang Membelot dan Bergabung dengan KKB, Kini Jadi Sasaran Utama Aparat

Minta polisi tindak tegas penyebar isu hoaks

Ilustrasi hoaksKOMPAS.com/AKBAR BHAYU TAMTOMO Ilustrasi hoaks

Melansir Pos-Kupang, Perhimpunan Mahasiswa Lembata Kupang meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus hoaks tsunami yang merebak di Lembata.

Sebab, dua warga menjadi korban dan ribuan warga lainnya panik menyelamatkan diri.

"Mesti ditindak tegas oknum itu, pihak kepolisian agar mengusut oknum tersebut," kata Ketua Perhimpunan Mahasiswa Lembata Kupang Hendrikus H Langoday.

Dia mengatakan, isu itu membuat warga yang baru saja terkena bencana semakin ketakutan.

Seharusnya, semua pihak bisa menjaga situasi kondusif pasca-bencana yang terjadi di Lembata.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor : Abba Gabrillin)

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Kabar Hoax Soal 'Air Laut Naik' Makan Korban, Dua Warga Lembata Meninggal Dunia, Begini Kronologis

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Permata Kupang Minta Aparat Kepolisian Tindak Tegas Penyebar Isu Tsunami di Lembata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com