Saat itu, terdapat 27 siswa dari kelas satu hingga enam di SDN Jipurapah 2. Namun, karena lokasi sekolah yang terpencil, hampir tak ada yang mau ditugaskan mengajar di sana.
Pada 2006, kata Andik, guru yang bertugas di sekolah itu hanya tiga orang, termasuk kepala sekolah.
Andik kemudian bergabung sebagai orang keempat yang ikut mengajar di SDN Jipurapah 2, sebagai guru honorer.
Dia pun rela menjalani tugas berat setiap hari agar proses pendidikan anak-anak Dusun Kedung Dendeng berjalan lancar.
Baca juga: Demi Mengajar di Pelosok, Guru Honorer Ini Melewati Sungai dan Lumpur, Sudah 9 Kali Ganti Motor
"Saya waktu itu mikirnya ya kasihan kalau anak-anak gak ada yang mau ngajar. Dulu, guru-guru PNS gak ada yang mau ditugaskan ke Kedung Dendeng," kata Andik.
Sebagai guru dengan status honorer, Andik mengaku menerima honor sebesar Rp 300.000 per bulan.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya transportasi pulang pergi menuju SDN Jipurapah 2, Andik mencari kayu bakar sepulang mengajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.