Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayuti Nekat Tutup Jalan Umum dengan Tembok 2,5 Meter, Ketua RW: Sudah Dilarang tapi Tetap Ngotot

Kompas.com - 16/04/2021, 12:11 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Aksi nekat seorang pria bernama Nur Sayuti yang menutup akses jalan umum di RT 01 RW 01 Kelurahan Penghentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau.

Pria berusia sekitar 60 tahun ini menutup jalan di perumahan dengan tembok batu bata setinggi lebih kurang 2,5 meter.

Warga pun hanya bisa pasrah melihat kelakuan pensiunan Bea Cukai itu. Karena, suami Dian Sukma, ini mengklaim jalan itu tanahnya.

"Tanah itu dulunya milik istrinya, Dian Sukma yang bekerja di Sekretariat DPRD Kota Pekanbaru," kata Ketua RW 01 Rahmat saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (15/4/2021) sore.

Baca juga: 2 Alasan Sayuti Tutup Jalan Umum dengan Tembok, Salah Satunya Karena Pernah Diklakson Pengendara

Sayuti ngotot tembok jalan umum

Rahmat mengaku sempat melarang Sayuti agar tidak menutup jalan tersebut. Karena, jalan tersebut sudah ada sejak 13 tahun yang lalu.

"Saya sudah larang, tapi dia tidak mau. Ngotot mau pasang tembok juga. Karena dia bilang itu tanahnya," ujar Rahmat.

Menurut dia, kalau itu memang tanah Sayuti, mengapa tidak dari dulu ditutup. Kata dia, jalan itu sudah tiga hari dipasang tembok yang menutup semua badan jalan.

Pengendara dan pejalan kali mengeluhkan perilaku kakek Sayuti itu.

"Warga sudah resah karena jalan ditutup. Terpaksa pengendara atau pejalan kaki putar balik ke Jalan Kartama untuk menuju Jalan Kaharuddin Nasution atau akses ke pusat Kota Pekanbaru," kata Rahmat.

Baca juga: Duduk Perkara Jalan Perumahan Ditutup Tembok 2,5 Meter oleh Warga hingga Polisi dan Lurah Turun Tangan


Dipanggil Lurah untuk klarifikasi

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com, Sayuti akan dipanggil siang ini ke Kantor Lurah Penghentian Marpoyan untuk dimintai klarifikasi.

Diberitakan sebelumnya, jalan umum di perumahan warga RT 01 RW 01 Kelurahan Penghentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau, ditutup tembok, Kamis (15/4/2021).

Pantauan Kompas.com, jalan aspal selebar tiga meter itu ditutup dengan batu bata setinggi lebih kurang 2,5 meter.

Padahal, jalan tanpa nama ini salah satu akses warga menuju jalan Kaharuddin Nasution, yang juga jalan lintas sumatera.

 

Banyak pengendara "kecele"

Sudah sangat banyak pengendara sepeda motor dan mobil yang terlanjur masuk ke jalan itu, karena tidak tahu sudah dipasang tembok.

Wawan(40), salah seorang pengendara sepeda motor terpaksa putar balik.

"Saya kaget kok jalannya ditutup. Saya terpaksa balik lagi," ujar Wawan saat diwawancarai Kompas.com, ujar Wawan saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Ia mengaku tidak tahu siapa yang menutup jalan itu. Namun, Wawan kesal melihat jalan umum tersebut ditutup.

"Ya, kesal lah. Ini kan jalan umum kenapa ditutup," kata Wawan.

Seorang pengendara ojek online, Rian (24) juga kesal terlanjur melintas di jalan tersebut.

Padahal, dia sedang buru-buru untuk menjemput orderan.

"Menurut saya orang yang menutup jalan ini namanya pembodohan. Ini kan jalan umum, saya biasanya lewat di sini. Sekarang tahunya sudah dipasang tembok," kata Rian dengan nada kesal.

Sayuti pensiunan Bea Cukai

Sementara itu, Ketua RW 01 Rahmat menyampaikan bahwa jalan tersebut ditutup oleh seorang pria bernama Nur Sayuti.

Pria yang berusia sekitar 60 tahun itu, sebut Rahmat, mengklaim jalan tersebut adalah tanahnya.

"Kata dia itu tanah milik istrinya bernama Dian Sukma bertugas di Sekwan DPRD Kota Pekanbaru. Bapak Sayuti itu pensiunan Bea Cukai. Jalan ditutup sudah tiga hari dengan dipasang batu bata," kata Rahmat saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Lebih lanjut, dia mengatakan, jalan itu sudah di aspal sejak 13 tahun yang lalu. Selama itu, tidak ada masalah yang terjadi.

Namun, sejak beberapa hari terakhir, timbul masalah setelah Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru memasang lampu merah di perempatan jalan tersebut.

"Dia (Sayuti) marah kenapa orang Dishub tidak izin pasang lampu merah. Setelah itu lah dipasangnya batu bata untuk menutup jalan," ujar Rahmat.

Masalah ini, tambah dia, sudah menjadi perhatian pemerintah kelurahan. Lurah Penghentian Marpoyan bersama kepolisian akan memanggil Sayuti untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com