Di hari pertama usai kejadian, kata Ambo Dale, ikan emas dan nila di tambaknya mati sekitar 100 kilogram. Hari kedua, sekitar 20-an kilogram mati.
“Kalau di rupiahkan total kerugian ya puluhan juta. Karena selain ikan, barang-barang kami seperti perahu juga tercemar minyak,” terang dia.
Meski begitu, Ambo Dale mengaku tak tahu harus melapor kemana atas kerugian tersebut.
“Kami ini tergantung pihak perusahaan. Kalau ganti rugi ya alhamdulillah. Kalau enggak ada, ya mau gimana. Kalau begini urusannya kita enggak paham. Tapi harapannya diganti. Tapi masalah lapor, kami belum melapor dan tak tahu harus melapor ke mana,” jelas dia.
Baca juga: 7 Kilometer Kawasan Sungai Mahakam Terdampak Tumpahan Minyak Kelapa Sawit
Pantauan Kompas.com di lokasi perairan Sungai Mahakam sudah relatif bersih dari tumpahan minyak. Hanya saja, masih tersisa sedikit di sekitar areal tambak milik Ambo Dale.
“Sekarang jarang sudah ikan mati. Kami berharap kondisi air terus membaik biar ikan enggak mati lagi,” harap dia.
Di tepi sungai sekitar tempat tinggal Ambo Dale yang punya tambak. Ia tak mengetahui jika sepanjang tepi sungai itu banyak lagi nelayan mengalami hal sama.
Lurah Rawa Makmur, Rudi Aries menambahkan sepanjang pesisir sungai mayoritas masyarakat berprofesi nelayan.
Baca juga: Kapal Pengangkut Minyak Kelapa Sawit Tenggelam, Air Sungai Mahakam Jadi Oranye
Karenanya tumpahan minyak itu sangat mengganggu nelayan seperti yang dialami Ambo Dale.
“Sejauh ini hanya Pak Ambo Dale yang melapor. Makanya kami tampung laporan kerugian dari masyarakat lain,” ungkap Rudi.