YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Suara santri membaca Alquran terdengar dari masjid Pesantren Ainul Yakin, terletak di tengah perkampungan di Padukuhan Karangtengah, Kalurahan Sumberwungu, Kapanewon Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta.
Pesantren ini berbeda dengan pesantren pada umumnya karena sebagian besar santrinya merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan anak berkebutuhan khusus.
Santrinya berasal dari berbagai macam latar belakang dari kalangan biasa, hingga lulusan S2 luar negeri. Berada di perbukitan karst tak membuat pesantren yang bangunannya didominasi warna hijau ini gersang.
Sebab, pepohonan rindang seperti beringin, sengaja ditanam agar ke depan muncul sumber mata air.
Hal ini lantaran di lokasi tidak ada sumber mata air, dan praktis hanya memanen air hujan yang ditampung di kolam-kolam di sekitar pesantren.
Kolam-kolam berbagai ukuran sengaja dibuat agar mereka tak kekurangan air, saat musim kemarau terpaksa mengambil air dari sumber menggunakan mobil tangki air.
Pengasuh pondok pesantren Muhidin Isma Almatin atau dipanggil Abi Guru Isma, menyambut dengan ramahnya
Selain santri yang membaca Alquran di Masjid, ada santri tengah bersiap shalat Ashar, dan tampak sebagian para santri berbincang atau bermain satu sama lain.
“Bulan Ramadhan ini kita ada program baca Al Quran 24 jam,” kata Abi Isma kepada Kompas.com, Rabu (14/4/2021)
“Ada 12 santri bergiliran membaca ayat suci Al Quran,” kata dia.
Baca juga: Pesantren Waria di Yogya Sambut Ramadhan, Kirim Doa hingga Intensif Belajar Agama
Diterima di sebuah gazebo dipinggirnya terdapat kolam lele, Abi Isma menceritakan awal mula berdirinya pesantren atau dia menyebutnya perkempungan ODGJ dan ABK.
Awalnya lembaga terapis di Jalan Taman Siswa, Kota Yogyakarta, tahun 2005. Kemudian berkembang menjadi sekolah dekat terminal Giwangan, berkembang menjadi pondok pesantren di Nitikan tahun 2012.
Saat itu, karena tinggal di perkampungan penduduk seringkali terjadi konflik, karena ada anak yang sering masuk ke rumah warga. Akhirnya, tahun 2017 dibangun pesantren di Padukuhan Karangtengah, Kalurahan Sumberwungu.
Awalnya penentuan lokasi di Tepus yang terkenal dengan kekurangan air sempat ditolak donatur.
Lokasi yang jauh dari kota sekitar 15 kilometer dari Kota Wonosari, sempat berpikir siapa yang akan membantu mengajar.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.