Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Dini Siklon Tropis, Khofifah: Masyarakat Jangan Panik, tetapi Harus Waspada

Kompas.com - 14/04/2021, 21:31 WIB
Asip Agus Hasani,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menilai kecepatan penyebaran informasi terkait potensi bencana alam dapat memicu kepanikan masyarakat.

Hal itu dikatakan Khofifah menjawab pertanyaan wartawan terkait peringatan dini yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait terbentuknya bibit siklon yang berpotensi mengakibatkan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.

Peringatan dini BNPB juga ditujukan kepada 30 kepala daerah, termasuk Gubernur Jawa Timur.

"Informasi ini untuk diteruskan ya, jangan sampai menjadikan masyarakat panik tapi harus waspada," kata Khofifah di sela peninjauan kerusakan rumah warga di Desa Tepas, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Rabu (14/4/2021).

Peringatan dini siklon tropis, menurut Khofifah, antara lain tentang potensi sekitar 40 persen kemungkinan terjadinya hujan lebat dan disertai angin kencang.

"Artinya hari ini sebetulnya dengan digitalisasi sistem (informasi) memungkinkan kita untuk mendapatkan update dari berbagai informasi yang diharapkan kita teruskan ke khalayak, ke lingkungan, ke komunitas dimana kita berada," ujarnya.

Baca juga: Brimob dan Raider Pukul Mundur KKB, Tim Satgas Nemangkawi Akhirnya Mendarat di Beoga

Khofifah mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur selama ini selalu merespons peringatan dini tersebut.

Khofifah mengingatkan, informasi peringatan dini harus disampaikan dengan hati-hati.

"Jadi begini, hal-hal seperti ini kita harus sangat hati-hati menyampaikan. Jangan kemudian masyarakat makin panik lagi setelah mengalami bencana ini," ujarnya.

Biasakan kewaspadaan di masyarakat

Khofifah mengakui, pemerintah dan tokoh masyarakat harus menyampaikan informasi potensi bencana alam secara bijak kepada masyarakat.

Kepala daerah, kata dia, penyampaian informasi potensi bencana tak boleh menimbulkan kepanikan, seharusnya menubuhkan kewaspadaan masyarakat.

Bukan hanya ancaman dari siklon tropis tapi juga potensi bencana lain di wilayah Indonesia termasuk Jawa Timur.

"Ada titik-titik di mana, oh ada iklim tropis, hydrometrologi, jadi fenomena-fenomena perubahan alam ini harus kita komunikasikan sehingga masyarakat memiliki kewaspadaan yang baik, aware, begitu," ujarnya.

 

Khofifah menunjukkan kesiapsiagaan Pemprov Jawa Timur terkait potensi bencana gempa bumi di wilayah selatan Pulau Jawa.

Lebih spesifik, ia menunjukkan bagaimana pihaknya sekitar sebulan lalu melakukan mitigasi di wilayah Kabupaten Pacitan sesuai dengan titik-titik yang berpotensi terdampak seperti hasil kajian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Khofifah mengatakan, sekitar sebulan lalu pihaknya bersama Kepala BMKG melakukan simulasi kesiapsiagaan bencana gempa di Pacitan.

"Kita ibaratnya memelototi titik per titik yang beliau (Dwi Korita, Kepala BMKG) jelaskan. Jadi sebetulnya kita sudah relatif melakukan mitigasi bersama BMKG. Beliau turun ke titik yang waktu itu kemungkinan (gempa) di Pacitan," ujarnya.

Baca juga: Selama Ramadhan, Pemkot Surabaya Larang Bagi-bagi Takjil di Pinggir Jalan, Buka Berama Dibatasi

Namun, ujarnya, kenyataannya berbeda dengan yang diprediksikan.

"Jadi apa yang dimitigasi dan apa yang terjadi ternyata tidak sama," ujar Khofifah.

Karena itu, kewaspadaan harus terus dibangun setiap saat terhadap kemungkinan bencana mengingat wilayah selatan Pulau Jawa hingga bagian barat Sumatera merupakan garis cincin api yang rawan bencana.

"Maka membiasakan kita melakukan kewaspadaan itu menjadi hal penting," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com