BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Polda Jabar untuk memperketat jalur mudik lebih awal.
Tujuannya untuk mengantisipasi apabila ada warga yang mencuri kesempatan untuk mudik lebih awal.
"Mudik dini, tadi saya sampaikan ke Kapolda bahwa penyekatan, razia dan lain lain tidak hanya dilakukan di tanggal yang disebutkan pemerintah, tapi juga di hari sebelumnya. Saya khawatir mereka menyiasati tanggal. Pola pikir orang Indonesia yang menyiasati tanggal harus diantisipasi," kata Ridwan Kamil di Gedung Sate, Bandung, Rabu (14/4/2021).
Baca juga: Diduga Mesum di Kamar Kos, Pasangan Ini Beralasan Ingin Buka Puasa Bersama
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu juga setuju dengan pemangkasan libur Lebaran tahun ini.
Ia ingin kembali mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.
Apalagi tren kasus selalu naik seusai libur panjang.
"Jadi kalau Lebaran liburnya hanya dua hari, mental kita jangan menggunakan mental sebelum (pandemi) Covid-19, yang berlibur seminggu sebelum atau seminggu sesudah. Dua hari kita langsung kerja lagi, jadi enggak ada rebahan, liburan yang sifatnya panjang. Itu karena posisi kita tidak dalam kondisi itu," kata Emil.
Baca juga: Restoran Nekat Buka Siang Hari, Terancam Penjara dan Denda Rp 50 Juta
Sementara itu, Kapolda Jabar Irjen Ahmad Dofiri mengatakan, sudah ada 120 titik penyekatan di jalur mudik.
Sebanyak 11 titik di antaranya berada di wilayah perbatasan Jabar.
"Sosialisasi sudah. Kita operasi keselamatan dari tanggal 12-25 April. Salah satu targetnya meningkatkan keselamtan, kemudian protokol kesehatan, dan sosialisasi tentang larangan mudik," kata Ahmad.
Penyekatan juga dilakukan di kota besar seperti Bandung Raya hingga daerah tujuan wisata.
"Di titik perbatasan itu pasti, contoh Karawang dengan Bekasi. Di sana itu lebih ketat karena titik utama penyekatan itu di perbatasan. Yang di Bandung Raya itu nanti ada sendiri, termasuk di daerah wisata, seperti di wilayah Puncak ada rapid test antigen, itu contohnya," kata Ahmad.
Ia pun berharap kesadaran masyarakat tinggi untuk menahan diri tidak pulang kampung.
"Jadi, kalau seandainya ada yang lolos, kami berharap masyarakat punya kesadaran sendiri. Kami berharap, masyarakat timbul kesadaran pribadi untuk tidak melaksanakan mudik," kata Ahmad Dofiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.