KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak lima nelayan asal Desa Bajo Pulau, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditangkap di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mereka kedapatan menangkap ikan menggunakan bom di Perairan Taman Nasional (TN) Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.
Hal itu disampaikan Kepala Balai Taman Nasional Komodo (TNK) Lukita Awang, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (14/4/2021).
Penangkapan itu, kata Lukita, setelah tim gabungan dari Balai TNK, Balai Gakum LHK Pos Labuan Bajo, dan Polres Manggarai Barat, menggelar patroli di Perairan Pulau Komodo.
Lukita mengatakan, lima orang yang ditangkap itu berinisial KD (27), Re (15), Ya (16), In (28) dan Ya (31).
Baca juga: Brimob dan Raider Pukul Mundur KKB, Tim Satgas Nemangkawi Akhirnya Mendarat di Beoga
"Tim patroli gabungan berhasil menangkap sekelompok nelayan yang melakukan pengambilan ikan dengan menggunakan bom rakitan di Perairan Loh Srikaya Pulau Komodo pada Sabtu, 10 April 2021 sekitar pukul 17.00 WITA," kata Lukita kepada Kompas.com, Rabu siang.
Penangkapan lima nelayan tersebut berawal saat tim gabungan menggelar patroli rutin di wilayah Komodo Barat di Loh Sera, Loh Belanda, Loh Wiya, Loh Tuho dan Loh Srikaya.
Ketika tiba di perairan Loh Srikaya, tim patroli menjumpai empat kapal yang sedang mengumpulkan ikan hasil pengeboman.
Melihat kehadiran tim patroli gabungan, para pelaku berusaha melarikan diri. Tim patroli gabungan lalu mengejar mereka.
Tim patroli kemudian menangkap satu kapal berisi lima pelaku pemboman yang berasal dari Bajo Pulau, Kecamatan Sape, NTB.
Sedangkan tiga kapal lainnya melarikan diri.
Saat ini, para pelaku telah dibawa ke Labuan Bajo untuk proses penyidikan oleh Balai Gakum Jabalnusra dan Polres Manggarai barat.
Baca juga: Larangan Mudik Lebaran, Polrestabes Surabaya Lakukan Penyekatan di 13 Titik, Ini Rinciannya...
Menurut Lukita, dari para pelaku, tim patroli menyita sejumlah barang bukti antara lain 19 buah detonator, botol-botol berisi serbuk peledak, kompresor dan satu unit perahu motor.
Aktivitas penangkapan ikan dengan bom itu berdampak terhadap kerusakan karang dan biota lainnya.
"Pemulihannya secara alami membutuhkan waktu yang sangat lama," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.