Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tangan Aep, Batu dari Lereng Merapi Bisa Dijual ke Iran

Kompas.com - 13/04/2021, 21:07 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com-Ukiran batu-batu indah tampak menghiasi sebuah rumah kecil di pinggir Jalan Pemuda Barat, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.

Batu-batu yang sudah dibentuk itu, dipercantik lagi dengan detail relief-relief gambar bunga hingga manusia.

Semua karya seni yang dijajakan di depan rumah kecil layaknya galeri seni itu, merupakan hasil tangan dari seorang pria asal Magelang bernama Aep Sudraja (63) yang sudah menggeluti pahat batu sejak 1993.

Baca juga: Gunung Merapi Tiga Kali Luncurkan Awan Panas dan 15 Guguran Lava Pijar

Kemahiran dalam seni memahat didapatkan dari didikan kedua orangtuanya, yang dulunya seorang ahli pahat pada masanya.

"Ini (memahat batu) sudah turun temurun dari orangtua yang diwariskan anaknya. Sekarang, saya lah yang meneruskan pekerjaan seni pahat ini," jelas Aep, Selasa (13/04/2021).

Untuk membentuk batu menjadi sebuah seni yang bernilai jual tidaklah sederhana. 

Dengan tangan tuanya, Aep harus memecah bongkahan batu besar yang didapat dari lereng Gunung Merapi menjadi bagian lebih kecil agar mudah dibentuk.

Batu-batu yang sudah menjadi potongan lebih kecil harus diperhalus lagi.

Baca juga: Terasa hingga Yogyakarta, Gempa Malang Tak Pengaruhi Aktivitas Gunung Merapi

Batu akan dipukul-pukul dengan palu bersama alat pahat hingga permukaannya lebih rata.

"Sebelum dibentuk batu harus dibubut dulu (diperhalus) dengan cara dipukul palu dengan alat pahat yang bernama cuplik dan tatah. Nantinya, batu akan membentuk bakalan yang membuat batu lebih mudah dibentuk," ujarnya.

Setelah diperhalus, dia terlebih dulu menggambar di kertas untuk konsep pahatan yang akan dibentuk.

Hasil gambaran tersebut yang akan menjadi contoh bentuk batu yang akan dipahat.

"Jadi, harus ada gambarannya dulu seperti apa batu yang akan dibentuk. Proses gambar pun harus teliti dengan ukurannya tepat, tidak boleh salah meskipun satu sentimeter. Karena, akan berpengaruh pada hasil akhirnya," ujarnya.

Semua pekerjaan tersebut, dilakukan dengan cara manual.

Baca juga: Dalam Sepekan, Gunung Merapi Keluarkan 13 Awan Panas dan 119 Guguran Lava

Menurutnya, pengerjaan tanpa bantuan mesin akan membuat kualitas dari pahatan batu lebih kuat meskipun membutuhkan waktu yang lebih lama untuk penyelesaiannya.

Sebagai perbandingan, untuk membuat pahatan batu bentuk gapuro yang dipakai sebagai gerbang pintu masuk jika dikerjakan secara manual menghabiskan waktu hingga empat bulan lamanya.

Sedangkan, jika dibantu mesin hanya membutuhkan satu bulan saja.

"Beda sekali yang dikerjakan dengan tangan langsung sama dibantu mesin. Karena, batunya akan lebih kuat dan tahan lama dengan dikerjakan manual. Makanya sejauh ini, terus mengutamakan kualitas," tuturnya.

Atas kegigihan dan keuletannya untuk mengedepankan kualitas, batu-batu pahatannya pun dilirik pasar asing.

Baca juga: Menteri PPN Harap Peletakan Batu Pertama Pembangunan Ibu Kota Baru Dapat Dilaksanakan Saat Ramadhan Ini

Sedangkan untuk pasar dalam negeri, batu-batunya sudah terjual ke berbagai pelosok negeri mulai dari daerah Jakarta, Surabaya, Solo, Makasar, hingga Bali.

"Kalau pemasaran, untuk Indonesia sendiri hampir semua wilayah sudah pernah membeli. Untuk yang dari luar negeri pernah di pesan oleh negara Iran beberapa tahun silam," tuturnya.

Sementara itu, harga jual tiap goresan pahatannya pun berbeda-beda. Semuanya disesuaikan dengan ukuran batu hingga tingkat kesulitan pahatan.

Baca juga: Volume Kubah Lava Gunung Merapi Capai 1 Juta Meter Kubik

Untuk yang paling rendah mulai dari puluhan ribu dan yang paling tinggi bisa kisaran ratusan juta rupiah.

"Mengenai harga disesuaikan dengan ukuran batu dan kesulitan pembuatan. Karena, harga bahan batunya saja juga sudah mahal. Untuk bahan batu yang ukuran sedang saja bisa seharga puluhan juta," pungkasnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Pemahat Batu dari Magelang, Utamakan Kualitas, Karyanya Sudah Terjual Hingga Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com