YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Sore Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ) kembali digelar tahun ini dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Takmir Masjid Jogokariyan Gitta Welly Ariadi mengatakan, untuk ramadhan kali ini pihaknya membatasi jumlah pedagang menjadi 180 pedagang selama gelaran pasar sore KRJ.
Agar tidak menimbulkan kerumunan, pihak masjid mengatur jarak para pedagang 1,5 meter.
"Tahun lalu pasar tidak terkoordinir sehingga tidak tertata. Jadi tahun ini kami adakan lagi dengan tujuan bisa mengontrol prokesnya," katanya, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: Tradisi Piring Terbang di Masjid Jogokariyan Diganti Nasi Boks
Selain itu, kata dia, pihaknya mewajibkan pedagang untuk melakukan tes GeNose.
Tahap awal pemeriksaan GeNose baru menyasar 25 pedagang.
"Jika ada yang positif rekomendasi kami adalah segera melakukan PCR untuk memastikan. Lalu belum diperbolehkan melayani pembeli, dan yang berjualan bisa digantikan tetapi tetap harus menjalani tes GeNose," katanya.
Pemeriksaan akan dilakukan kepada para pedagang setiap seminggu sekali.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Hentikan Bantuan Makanan untuk Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri
Pedagang yang kedapatan melanggar prokes akan dicabut izin berjualannya.
"Kami harap pemeriksaan kesehatan dapat memberi rasa aman dan nyaman, tidak hanya untuk pedagang tetapi untuk lingkungan sekitar juga," katanya
Sementara itu, salah satu pedagang di pasar sore KRJ, Puji Lestari setuju dengan aturan yang berlaku selama penyelenggaraan pasar sore KRJ.
Puji mengaku baru pertama kali berjualan di pasar sore KRJ.
"Sebagai pedagang setuju (drive thru) agar tidak terlalu berkerumun," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.