Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kilometer Kawasan Sungai Mahakam Terdampak Tumpahan Minyak Kelapa Sawit

Kompas.com - 13/04/2021, 15:24 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalimantan Timur (Kaltim), Ence Ahmad Rafiddin Rizal menuturkan sebaran tumpahan minyak sawit di perairan Sungai Mahakam, Samarinda, seluas tujuh kilometer dari titik terjauh ke arah hilir sungai.

Luasan itu dipantau menggunakan drone dan Google Maps. Saat ini, kata Rizal, sedang dilakukan pembersihan menggunakan alat penyedot.

Pembersihan melibatkan tim dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), juga tim relawan dari warga.

"Saya belum dapat laporan sudah berapa minyak yang disedot. Tapi sepintas pantauan drone memang sudah relatif lebih bersih dari sebelumnya," tutur dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/4/2021).

Baca juga: Ratusan Ton Minyak Kelapa Sawit Tumpah di Sungai Mahakam

Diketahui, pada Sabtu (10/4/2021) terjadi tumpahan minyak kelapa sawit ratusan ton (crude palm oil/CPO) di perairan Sungai Mahakam, Samarinda, tepatnya di Simpang Pasir, Kecamatan Palaran.

Peristiwa itu bermula saat kapal SPOB (self propelled oil barge) Mulia Mandiri melintas di perairan Sungai Mahakam menuju ke Teluk Cinta.

Arus deras menyebabkan kapal dengan delapan ABK itu oleng hingga tenggelam.

Sebanyak tujuh ABK berhasil selamat, sementara satu orang tenggelam dan meninggal dunia. Jasadnya ditemukan esok harinya, sejauh tiga kilometer dari titik kejadian.

Baca juga: Kapal Pengangkut Minyak Kelapa Sawit Tenggelam, Air Sungai Mahakam Jadi Oranye

Rizal belum mengetahui berapa banyak minyak kelapa sawit yang tumpah dalam peristiwa itu.

Pasalnya, perusahaan pemilik kapal dan pemilik minyak kelapa sawit belum bisa dikonfirmasi.

"Kami belum tahu perusahaan apa. Sampai saat ini ABK belum dimintai keterangan karena masih shock. Makanya, kami koordinasi aparat keamanan untuk penelusuran itu," terangnya.

Meski demikian, menurut Rizal, ada dua versi informasi perihal kapasitas muatan CPO di kapal tersebut yakni 120 ton dan 5 ton.

Rizal menuturkan timnya bersama DLH Samarinda dan Balai Gakkum KLHK sudah turun ke lokasi titik tumpaham minyak dan  mengambil tiga sampel minyak dan air untuk diuji di laboratorium.

"Kami sudah berjalan sesuai protap. Kami turun ke lapangan mengambil di tiga titik sampel, salah satunya dekat lokasi tenggelam kapal. Sambil menunggu apakah ada aduan masyarakat," terang dia.

Baca juga: Korupsi Migas Blok Mahakam, Kejati Kaltim Geledah Kantor PT MGRM di Jakarta

Sampel tersebut selanjutnya akan diuji untuk mengetahui kandungan dan dampak terhadap ekosistem di perairan Sungai Mahakam dan masyarakat setempat.

Terkait dampak pencemaran, kata Rizal, pasti berpengaruhi terhadap kualitas air. 

Masyarakat juga tidak bisa menggunakan air tersebut dalam waktu dekat karena terjadi kontak antara minyak dan air.

Baca juga: Geledah Rumah Tersangka Korupsi Migas Blok Mahakam, Kejati Kaltim Sita 3 Mobil Mewah

Perihal sanksi hukumnya, lanjut Rizal, masih dalam penyelidikan polisi. Namun, dalam Undang-undang Cipta Kerja cenderung pada denda.

"Apakah pidana bisa masuk, kami masih pelajari dulu UU (Cipta Kerja) baru itu. Nanti kami minta arahan dari KLHK juga sambil berkoordinasi dengan polisi," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Pimpinan Ponpes Cabul di Semarang Divonis 15 Tahun Penjara

Regional
Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Penggerebekan Judi di Kawasan Elit Semarang, Ini Penjelasan Polisi

Regional
Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Pj Wali Kota Tanjungpinang Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah

Regional
Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Polisi Aniaya Istri Gunakan Palu Belum Jadi Tersangka, Pelaku Diminta Mengaku

Regional
Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Ngrembel Asri di Semarang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Gunung Ruang Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 400 Meter, Status Masih Awas

Regional
Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Lansia Terseret Banjir Bandang, Jasad Tersangkut di Rumpun Bambu

Regional
Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Polda Jateng: 506 Kasus Kecelakaan dan 23 Orang Meninggal Selama Mudik Lebaran 2024

Regional
Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Disebut Masuk Bursa Pilgub Jateng, Sudirman Said: Cukup Sekali Saja

Regional
Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com