Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Gajah di Bengkulu, Habitatnya Makin Terdesak oleh Penebangan Liar

Kompas.com - 13/04/2021, 14:52 WIB
Firmansyah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com  - Tim Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) melakukan pemantauan di wilayah Hutan Produksi (HP) Air Rami, Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu selama tiga hari pada pekan lalu, dan menemukan habitat gajah Sumatera (Elephas maximus Sumatranus) semakin terdesak di kawasan hutan ini akibat penebangan liar dan alih fungsi hutan menjadi kebun sawit.

Saat pemantauan di hutan yang masuk dalam Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) koridor gajah di Bentang Seblat ini, tim menemukan belasan kubik kayu balok namun tidak diketahui pemiliknya, serta ratusan hektar hutan yang sudan ditebang nutuk dijadikan areal kebab dan sebagian sudah ditanami sawit.

“Hari pertama kami masuk kawasan HP Air Rami, ada pondok perambah hutan yang mesih berdiri tegak, tapi ketika kami pulang pondok beratap plastik biru itu sudah roboh dan kiri kanannya ditemukan kotoran gajah masih basah,” kata Ali Akbar, Koordinator FKGI Wilayah Bengkulu, Selasa (13/4/2021) dalam rilisnya yang dikirim ke Kompas.com.

Baca juga: Kulit Harimau dan Gading Gajah Ilegal Dijual Ratusan Juta, Padahal Kerugian Ekologisnya Rp 4,7 M

Maraknya penebangan liar

Rombongan gajah liar itu menurut Ali diperkirakan berjumlah tiga ekor, dan saat ini diperkirakan masih berada di kawasan HP Air Rami.

Diketahui, HP Air Rami memiliki luas 14.010,04 hektar yang mencakup wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten Mukomuko.

Saat ini sebagian kawasan dibebani Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) oleh PT Anugrah Pratama Inspirasi (API) dan berdampingan dengan area perkebunan sawit milik PT Alno Agro Utama dan Taman Wisata Alam (TWA) Seblat yang merupakan habitat kunci gajah Sumatera di wilayah Bengkulu.

Baca juga: Seekor Gajah Ditemukan Terluka dan Sakit Akibat Terjerat di Pedalaman Aceh Timur

Belasan kubik kayu tak bertuan ditemukan di lintasan gajah sumatera di BengkuluKOMPAS.COM/FIRMANSYAH Belasan kubik kayu tak bertuan ditemukan di lintasan gajah sumatera di Bengkulu

“Pondok-pondok di ladang ilegal dalam kawasan HP Air Rami memang banyak sekali. Kami menghitung jumlahnya kisaran 12 pondok,” tutur Ali.

 

Sementara bukaan ladang yang sebelumnya telah dihabisi kayunya mencapai 12 titik dengan total luasan kisaran 300 hektar.

Baca juga: Gajah Betina Kelaparan, Rusak 3 Pondok Warga di OKU Selatan

Habitat hilang, gajah sumatera terancam punah

Bila dibiarkan kata Ali, koridor gajah di Air Rami akan hilang sehingga pemangku kawasan perlu mengambil langkah tegas karena penebangan liar masih terus terjadi. Tim menemukan dugaan adanya indikasi mafia kawasan hutan dengen beberapa aktor yang sudah dipetakan.

Ali meminta semua pemangku kebijakan di kawasan ini bisa bekerja sama menyelamatkan habitat gajah Sumatera yang kini statusnya terancam punah dari kehilangan habitat. Sebab habitat berupa hutan yang hilang akan mempercepat kepunahan gajah di wilayah Bengkulu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

5 Pemandian Air Panas Magelang, Ada yang Buka 24 Jam

Regional
Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Terduga Pelaku Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Belum Tertangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com