Yayat mengaku akan menerapkan sistem tumpang sari menggunakan mulsa pada lahan pertaniannya yang seluas 11 hektare.
Menurutnya, mulsa menjadi kunci agar hasil pertanian bisa produktif.
Dia memperkirakan pendapatannya bisa menjadi 3-4 kali lipat dibandingkan dengan pertanian konvensional jika menggunakan sistem mulsa.
Apalagi dia memilih tanah di Cikalong Wetan yang sebur.
"Saya melihat di Cikalongwetan ini tanahnya subur dan masih banyak lahan kosong. Asalkan ada ketersediaan air maka berbagai sayuran seperti yang ada di Lembang bisa tumbuh di sini," ungkap Yayat.
Alasan lain dirinya memilih pertanian ialah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).
Inti bisnis Kabupaten Bandung Barat adalah agro bisnis dan agro wisata.
Yayat yakin sektor pertanian di Kabupaten Bandung Barat bisa berkembang, ketahanan pangan daerah dan nasional bisa terjaga.
Selama pandemi Covid-19, bahkan sektor pertanian terus menunjukan tren yang cenderung meningkat.
"Tinggal bagaimana kita mengemas hasil pertanian sehingga punya nilai ekonomis lebih, karena saya yakin market yang menerima sudah menunggu," imbuhnya.
Baca juga: Derita Orangtua Bayi yang Alami Kelainan Langka Organ Perut Keluar: Kami Tak Ada Uang Lagi