Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Orangtua Bayi yang Alami Kelainan Langka Organ Perut Keluar: Kami Tak Ada Uang Lagi

Kompas.com - 13/04/2021, 07:59 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Kisah pilu dialami seorang bayi di Kabupaten Rokan Hulu, Provinisi Riau bernama Muhammad Fareski.

Sejak dilahirkan, dia mengalami kelainan langka yang disebut Omphalocele.

Kelainan ini ditandai dengan keluarnya organ yang ada di dalam rongga perut bayi, seperti lambung, hati, usus melalui pusar.

Baca juga: Bayi di Riau Ini Menderita Omphalocele, Lahir dengan Organ Perut di Luar, Butuh Uluran Tangan Dermawan

Orangtua: kami tak ada uang lagi

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Orangtua bayi malang itu, Izuldi (46) dan Rita Susrianti (40) menuturkan, saat anaknya lahir, sang bayi sudah mengalami kelainan dengan kondisi organ keluar dari perut.

Pasangan suami istri tersebut kemudian membawa bayi mereka ke RSUD Rohul dan dirujuk ke RSUD Arifin Achmad di Pekanbaru, Riau.

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, orangtua merasa tidak lagi memiliki biaya.

Sang ayah, Izuldi menjelaskan, dia hanya bekerja menderes karet di kebun milik orang lain.

Akhirnya, mereka terpaksa membawa pulang bayinya untuk dirawat di rumah.

Baca juga: Fakta-fakta Kampung Narkoba yang Sulit Tersentuh Aparat, Punya Pasukan Bayaran Rp 200.000 Sehari, Butuh Sepekan Tembus Benteng Pertahanan

"Jadi bukan rumah sakit yang menyuruh pulang. Memang kami mau merawat di rumah," tutur dia.

"Karena kalau masih lama di rumah sakit kami tidak ada uang lagi buat beli makan, minum, beli obat dan sebagainya. Selama di sana saya tidur di ruang tunggu rumah sakit lebih kurang tiga pekan lamanya," lanjut Izuldi.

Kini dia mengatakan, pasrah dan berupaya merawat anak mereka di rumah.

"Sekarang kami rawat di rumah. Kalau dibawa ke rumah sakit lagi kan butuh biaya, sementara uang kami tak punya," kata Izuldi.

Baca juga: Tiket Masuk Pantai Anyer Rp 100.000 Dibilang Kemahalan, Pengelola: Lihat Dulu Kondisi Pantai Seperti Apa

 

Ilustrasi bayiKOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi bayi
Jual emas, hingga utang saudara

Dia mengaku, biaya pergi ke Pekanbaru untuk membawa putranya ke rumah sakit saja dirinya terpaksa menjual emas dan berutang.

"Saya jual emas istri dan pinjam uang adik untuk berangkat ke Pekabnaru," kata Izuldi pilu.

Kondisi bayinya sempat menurun ketika memasuki minggu kedua perawatan di rumah sakit. Bahkan, sang bayi memperlukan alat bantu.

Selama berada di Pekanbaru, Izuldi menghabiskan uang Rp 5 juta.

Lantaran tak kuat lagi dan tak memiliki biaya, dia memutuskan membawa pulang anaknya.

Izuldi bahkan nyaris membawa bayinya pulang menggunakan sepeda motor karena tidak lagi memiliki uang untuk biaya transportasi.

"Kami mau pakai sepeda motor pulang, karena, tak ada lagi uang bayar ongkos mobil. Tapi, akhirnya kami dijemput pakai mobil saudara di kampung," kata Izuldi.

Baca juga: Gibran: Tak Ada Buka Bersama, Tidak Ada Sahur On The Road

Belum bisa dioperasi

Ilustrasi bayi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi bayi.
Izuldi menuturkan, bayinya mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 21 hari.

Namun, selama itu, putranya tersebut belum bisa dioperasi.

"Belum ada tindakan operasi. Karena kata dokter rumah sakit harus nunggu organ yang keluar itu mengecil dulu," katanya.

Izuldi menambahkan, paling tidak butuh waktu delapan bulan untuk melakukan operasi.

"Kalau sudah masuk lagi organ yang kaluar, baru dijahit. Tapi harus nunggu sampai usia sekitar delapan bulan," kata dia.

Baca juga: Detik-detik Bripka M Bergulat dengan Penjahat hingga Hanyut di Sungai, Sempat Lambaikan Tangan

 

Ilustrasi rumah sakit (SHUTTERSTOCK).SHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit (SHUTTERSTOCK).
Pihak RS: Seharusnya tetap dalam perawatan rumah sakit

Menanggapi hal tersebut, Direktur RSUD Arifin Achmad Nurzeli Husnedi mengatakan pasien dibawa pulang atas permintaan keluarga pada tanggal 6 April 2021.

Padahal idealnya, bayi dengan kelainan seperti itu seharusnya tetap di bawah pengawasan rumah sakit.

"Alasannya (dibawa pulang) adalah akan merawat bayi di rumah sendiri. Walau pun merupakan hak keluarga untuk membawa pulang pasien, namun petugas medis tetap memberikan penjelasakn semaksimalnya apa yang bisa dilakukan keluarga. Karena seharusnya, pasien tetap berada dalam perawatan rumah sakit," kata Nurzeli.

Dia membenarkan jika memerlukan waktu relatif lama hingga berbulan-bulan untuk menyembuhkan bayi dengan kelainan langka itu.

Baca juga: Ira Menerima Lamaran karena Bora Sudah Tua, Tinggal Sendiri, Ingin Rawat sampai Akhir Hayat

Ditanggung BPJS

Nurzeli juga memastikan, selama mendapatkan perawatan di rumah sakit, pasien Omphalocele dibiayai oleh BPJS.

Biaya pelayanan kesehatan sepenuhnya ditanggung oleh negara.

Namun, orangtua tidak lagi memiliki uang untuk membeli biaya lain-lain hingga akhirnya memutuskan membawa pulang.

"Selama dalam perawatan (di rumah sakit) dilakukan perbaikan keadaan umum sesuai dengan kondisi klinisnya oleh dokter spesialis anak dalam ruang khusus di Instalasi Perinatologi," kata Nurzeli.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor: Aprilia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com