Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Corona bagi Petani Jahe, Awalnya Membawa Berkah, Kini Bikin Gundah

Kompas.com - 12/04/2021, 15:38 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sejak sebulan lalu, harga jahe terjun bebas, para petani menjerit. Sebagian menumpahkannya ke dinding media sosial, dibaca banyak orang namun solusi belum terjawab sampai sekarang.

Nando Purba (40), salah seorang petani yang berhasil diwawancarai Kompas.com lewat sambungan telepon mencurahkan isi hatinya mewakili para petani jahe (Zingiber officinale)

Dia bilang, harga tanaman rimpang ini anjlok parah, apalagi jahe merah. Awal Covid-19 merebak menjadi masa jaya jahe merah sebab diyakini dapat menangkal virus.

Harganya langsung melambung tinggi karena dicari dan diburu, meninggalkan rekannya si jahe putih. Banyak petani kaya mendadak karena untungnya berkali-kali lipat dari modal.

Baca juga: Ingin Penghasilan Rp 3 Miliar Tak Sampai 2 Tahun? Tanamlah Porang, Ini Caranya

Sekarang, harga jahe merah di tingkat petani sekitar Rp 4.000 - 5.000 per kilogram. Sementara jahe putih, bisa dipanen muda dan tua. Kalau yang tua harganya Rp 10.000 - 12.000.

Tidak ada istilah panen raya di petani jahe karena mereka menanamnya tidak musiman. Murahnya harga jual membuat petani berada di dua pilihan, bertahan atau mengalah.

"Banyak yang menahan dulu, banyak juga yang udah gak sanggup menahan lagi, jual murahlah. Kalau aku, sampai sekarang masih ku tahan, kebetulan umurnya belum terlalu tua, masih bisa untuk beberapa bulan lagi ditahan," kata Nando, Minggu (11/4/2021).

Baca juga: Kisah Walwinsyah Sukses Budidaya Anggur di Pantai Jambi, 20 Tahun Lalu Dianggap Gila, Kini Bibitnya Diminati Mancanegara

Mantan jurnalis yang sejak 2011-an lalu banting stir menjadi petani, memiliki ladang jahe seluas 1,5 hektar di Desa Dolokhuluan, Kecamatan Dolokmasagal, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Ditanya soal jahe impor, apakah benar menjadi biang semakin terpuruknya harga jahe lokal, dia bilang, awal-awal impor tidak karena harga jahe lokal masih tinggi.

"Waktu pertama kali jahe impor masuk, harga jahe lokal masih di atas Rp 20.000-an, kita belum terasa dan santai aja.. Apalagi kata toke-toke, kualitas jahe kita lebih bagus. Ternyata cerita pasar berbeda, kalau sudah dibanjiri begini, kita yang kalah..." ucapnya.

Baca juga: Cerita Kasan, Petani Bunga Jombang, Jelang Ramadhan Tanam Pacar Air, Saat Panen Bisa Dapat Rp 20 Juta

 

Mengapa pemerintah harus impor jahe?

Menurutnya, jahe bukan komoditas pangan prioritas sehingga belum ada aturan yang melarang masuknya jahe impor.

Namun pemerintah beralasan masuknya jahe impor untuk menetralkan harga jahe di pasaran, rasanya terlalu mengada-ada.

Harusnya pemerintah mengambil kebijakan dengan perspektif melindungi petani, boleh impor kalau kebutuhannya memang tidak cukup, bukan untuk menekan harga.

"Kebutuhan jahe kita cukup, kenapa harus impor, gak habis pikir juga kita. Apa aja ku rasa, pemerintah gak bisa lihat petani senang. Kalau menurut konsumen atau industi harga terlalu tinggi, kan bisa diatur. masak harus sikit-sikit impor," katanya lagi.

Beruntungnya Nando, dia tidak terlilit utang, sementara petani lain kebingungan membayar cicilan yang tak peduli situasi sedang terjepit.

Nando menggunakan modal sendiri, namun harga anjlok membuatnya mengurangi proses pemupukan yang maksimalnya lima kali dalam satu kali tanam menjadi tiga atau empat kali.   

"Pemupukan kita hemat, kalau gak hancur nanti, kalo modal yang kita tekan, produksi akan menurun. Sekarang kita mikirnya, modal balik, bisa diputar lagi untuk nanam," ujarnya.

Banyak petani lain yang meminjam uang untuk modal menanam, pikirannya akan gampang mengembalikan utang jika harga tidak terganggu.

Ternyata perkiraan itu jauh melesat, terbalik semuanya. Nando bilang, jahe berharga karena Corona, bukan berarti petani mengambil kesempatan ini, tapi seharusnya kesempatan ini digunakan untuk menyejahterakan petani. 

"Terbuktilah, banyak di sini yang berubah hidupnya dari jahe, yang tadinya naik kereta (sepeda motor), sekarang jangankan satu, dua pun mobilnya. Tapi, kalau kondisinya terus begini, ya tak akan begitu lagilah," katanya tertawa. 

Pelaku usaha olahan jahe malah untung

Salah satu pasar modern di Kota Medan, jahe putih dihargai Rp 26.000 per kilogram. Bagi pelaku usaha produk olahan jahe, anjloknya harga menjadi keuntungan sebab modal jadi murah.

Etty dan Ari Lubis membenarkan ini, namun keduanya memilih berpihak kepada petani, tidak mengambil kesempatan penumpuk bahan baku.

"Kalau harga turun, artinya produksi bisa lebih murah, tapi kan tidak fair... Petani juga harus untunglah," kata pria yang menjual bubuk jahe siap seduh seharga Rp 35.000 untuk 250 gram ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

TKW Asal Cianjur Diduga Jadi Korban Kekerasan Majikan di Irak, Kini Minta Dipulangkan ke Indonesia

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

2 Perempuan Indonesia Kabur Saat Hendak Dijadikan Penghibur di Malaysia

Regional
[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com