Semua penghuni gedung, kata dia, saat itu dievakuasi ke luar ruangan menuju tempat yang aman.
"Beberapa agenda sempat tertunda, tapi cuma sebentar," ujar Rahmad, dihubungi seusai peristiwa.
Salah seorang anggota DPRD Kota Kediri, Ashari, mengatakan, atas peristiwa itu ada beberapa kegiatan legislasi yang menjadi tidak maksimal.
Di antaranya rapat anggaran dengan kalangan eksekutif perihal penyusunan sistem informasi pembangunan daerah, hingga agenda kunjungan dari DPRD Probolinggo.
"Rapat jadi kurang maksimal, meskipun akhirnya sudah ada esensi," ujar politisi Partai Demokrat ini.
Dia juga menyayangkan kurangnya pengamanan di lingkungan kantor DPRD, salah satunya keterbatasan kamera pengawas. Padahal, kamera pengawas itu bagian dari pengamanan dasar.
Keberadaan CCTV itu menurutnya sarana prasarana penting karena kantor DPRD adalah rumah rakyat dan bagian dari bangunan vital daerah.
Fungsi CCTV itu sendiri menurutnya tidak hanya untuk mengantisipasi teror, tetapi juga untuk mengindentifikasi mana tamu yang hendak menyampaikan aspirasi dan mana yang hendak anarkistis.
Terutama saat terjadinya aksi unjuk rasa, seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu adanya oknum pengunjuk rasa yang melempari gedung hingga membuat rusak sarana prasarana.
"CCTV sarana yang bisa membantu kepolisian untuk mengidentifikasi mana yang melakukan (pelemparan) dan mana yang menyampaikan aspirasi dengan baik," ujar dia.
Ashari menegaskan, momentum ini selayaknya menjadi pengingat bagi seluruh kalangan agar meningkatkan kewaspadaan demi menciptakan rasa aman dan ketertiban bersama.
"Tidak hanya parat keamanan tapi masyarakat maupun kami sendiri mempunyai tanggung jawab yang sama untuk menciptakan rasa aman dan ketertiban lingkungan." pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.