MALANG, KOMPAS.com - Pemerintah akan merelokasi rumah warga terdampak gempa yang berada di lokasi rawan bencana di Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur.
Hal itu dilakukan untuk memberi rasa aman terhadap warga jika sewaktu-waktu gempa kembali terjadi. Sebab, sejumlah rumah warga dinilai berada di titik rawan.
"Karena kita lihat tadi lokasinya (rumah) ada di tempat-tempat yang lereng begitu. Itu sangat mengkhawatirkan. Kalau memang tempatnya mengkhawatirkan, tadi Pak Menko (Muhadjir Effendy) juga minta untuk dicari lokasi yang aman untuk kita bisa relokasi. Karena di tempat yang semula dikhawatirkan kalau terjadi sesuatu berbahaya lagi," kata Menteri Sosial Tri Rismaharini saat meninjau kerusakan dampak gempa di MAN 2 Malang, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Minggu (11/4/2021).
Risma mengatakan, rumah di lokasi relokasi akan dibangunan Kementeri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Rumah itu akan memakai konstruksi tahan gempa.
"Nah nanti kalau itu dibangunkan (rumah untuk warga), PU yang akan membangun dengan standar tahan gempa," katanya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, relokasi tidak hanya berlaku bagi rumah warga yang rusak berat.
Meski rusak ringan, tapi berada di daerah rawan terdampak gempa, warga itu juga akan direlokasi.
"Tadi Bu Mensos (Tri Rismaharini) menyampaikan, kalaupun rusak ringan kalau lahannya di situ rawan, termasuk rawan longsor dan termasuk bagian dari lempengan irisan dari gempa maka itu harus dipindah," katanya.
Muhadjir memperkirakan, ada daerah-daerah tertentu di Kabupaten Malang dan Lumajang yang rawan terdampak gempa karena mengikuti irisan lempeng bumi.
"Makanya kenapa di tempat tertentu kena, di tempat lain tidak kena itu kayak ada irisannya itu. Yang tahu geologi, nanti BMKG itu yang tahu," katanya.