Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Lokal Menjerit Digempur Buah Impor, Anggota DPR Kritisi Kebijakan Pemerintah

Kompas.com - 12/04/2021, 10:10 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menyesalkan kebijakan pemerintah yang membuka kran impor buah secara besar.

Pasalnya, dengan kebijakan itu membuat produk dari para petani lokal menjadi tidak laku di pasaran.

"Itu menyebabkan over supplay, akhirnya produk petani lokal tidak laku," ujar mantan bupati Purwakarta itu, Minggu (11/4/2021).

Baca juga: Dihajar Impor, Jeruk Petani Lembang Dibiarkan Membusuk di Kebun

Menyikapi hal itu, Dedi mengaku Komisi IV sudah pernah meminta Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian untuk lebih selektif dalam memberikan rekomendasi izin impor.

Sebab, keberadaan buah impor di dalam negeri sudah melampaui batas wajar. Karena sudah dijual secara eceran melalui jaringan non swalayan di desa-desa.

"Coba perhatikan penjual buah keliling seperti di mobil atau dipikul, itu semua produk impor. Jadi bohong kalau menyebut bahwa produk impor hanya untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Faktanya, buah impor sudah masuk ke eceran di desa," kata Dedi.

Kalau kondisi tersebut dibiarkan, lanjut dia, maka tidak menutup kemungkinan petani lokal akan gulung tikar.

"Ya wasalam untuk petani buah lokal. Produk impor sampai dipikul dijual ke rumah-rumah, saking banyaknya," lanjut Dedi.

Baca juga: Dianggap Musyrik dan Dibubarkan Ormas, Ini Sejarah Pertunjukan Kuda Kepang di Indonesia

Jeritan petani lokal

Amang, salah seorang petani jeruk california di Kampung Baru Nagri, Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Bandung Barat mengaku merugi.

Pasalnya, buah jeruk hasil panennya kini sudah tidak laku lagi. Hal itu disebabkan karena adanya gempuran buah impor di pasaran.

Lantaran merasa frustasi dengan kondisi itu, ia membiarkan hasil buah jeruknya membusuk di kebun.

"Akhirnya saya biarkan saja jeruk tak dipanen karena dipanen pun rugi," kata Amang.

Baca juga: Ramai soal Impor Jahe, Ini 10 Barang yang Masih Diimpor Indonesia

Dikatakan Aman, sebelumnya saat kondisi normal, harga jual jeruknya mencapai Rp 35.000 per kilogram. Namun kali ini, anjlok hanya di angka Rp 7.000 per kilogram.

Selain harganya anjlok, buah hasil panennya juga tidak laku di pasaran.

Karena kondisi itu, ia berharap ada perhatian dari pemerintah. Dibeli dengan harga terendah pun, ia tak mempersoalkan asalkan laku.

Penulis : Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana | Editor : Farid Assifa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Kronologi Pria Bunuh Istri di Tuban, Serahkan Diri ke Polisi Usai Minum Racun Tikus

Regional
Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Nobar Indonesia Vs Korsel di Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Ada Doorprize untuk 100 Orang Pertama

Regional
Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Umumkan Tak Mau Ikut Pileg via FB, Ketua DPC PDI-P Solok Dicopot dan Tersingkir di DPRD

Regional
Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Warga di Klaten Tewas Diduga Dianiaya Adiknya, Polisi Masih Dalami Motifnya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

KM Bukit Raya Terbakar, Ratusan Penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak Batal Berangkat

Regional
Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Cari Ikan di Muara Sungai, Warga Pulau Seram Maluku Hilang Usai Digigit Buaya

Regional
Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com