Bupati Blitar Rini Syarifah mengatakan, dengan dibantu personel TNI, Polri, BPBD dan relawan, warga di berbagai penjuru Kabupaten Blitar telah mulai melakukan perbaikan ratusan rumah yang rusak akibat gempa dengan cara gotong royong.
"Kami baru saja berkeliling ke beberapa wilayah yang banyak mengalami kerusakan. Alhamdulillah warga bersemangat mulai melakukan perbaikan saling bantu, bergotong royong dengan dibantu TNI, Polri, BPBD dan lainnya," ujarnya kepada wartawan saat melihat kerusakan di Kantor DPRD Kabupaten Blitar.
Rini mengatakan, Pemkab Blitar akan memberikan bantuan perbaikan rumah dan bangunan kepada warga. Namun, saat ini akan lebih dulu melakukan pendataan.
Rini juga mengatakan pihaknya sudah membangun dua posko masing-masing di Kecamatan Wates dan Kecamatan Binangun yang juga disiapkan sebagai tempat pengungsian.
"Sebenarnya posko sudah ada, bisa digunakan sebagai tempat pengungsian, tapi alhamdulillah tidak ada warga yang mengungsi," ujarnya.
405 rumah dan bangunan rusak
Kepala BPBD Kabupaten Blitar Achmad Cholik mengatakan, berdasarkan pembaruan data hingga pukul 17.30 WIB total rumah dan bangunan warga di 22 kecamatan di Kabupaten Blitar yang rusak menjadi 405.
Jumlah warga yang menderita luka-luka ada 11 orang dengan kondisi luka ringan.
Sementara dari total jumlah kerusakan tersebut, kerusakan rumah warga berjumlah 358, sedangkan fasilitas umum termasuk tempat ibadah, sekolah, dan kantor pemerintah berjumlah 47.
Sebanyak 358 rumah dengan rincian, 16 rusak berat, 90 rusak sedang, dan 252 rusak ringan.
Kerusakan rumah warga paling banyak terjadi di Kecamatan Wates, ujarnya, yaitu 71 rumah.
Selanjutnya, kecamatan dengan jumlah kerusakan rumah warga paling banyak ada di Kesamben sebanyak 48, Kanigoro sebanyak 39, Binangun sebanyak 36 rumah, Talun 34 rumah, dan Srengat 31 rumah.
Sisanya tersebar di 16 kecamatan yang lain.
Tanggap darurat bencana
Cholik mengatakan, estimasi total kerugian khusus kerusakan rumah warga hingga saat ini mencapai Rp 1,3 miliar.
Beberapa kerusakan fasilitas umum kemungkinan akan membutuhkan dana perbaikan yang cukup besar.
Biaya perbaikan kerusakan akan diambil dari anggaran belanja tak terduga (BTT) yang ada di kas Pemkab setelah ada keputusan resmi Bupati Blitar untuk penetapan status tanggap darurat bencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Blitar.
"Dikurangi dana yang kemarin dialokasikan untuk penanganan Covid-19, mungkin sekarang masih ada dana BTT sekitar Rp 8 miliar," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.