Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Musyrik dan Dibubarkan Ormas, Ini Sejarah Pertunjukan Kuda Kepang di Indonesia

Kompas.com - 11/04/2021, 15:59 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Pertunjukan kuda kepang yang digelar warga di Sunggal, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Jumat (2/4/2021) lalu berujung bentrok.

Adapun pemicunya, karena pertunjukan seni budaya itu dianggap musyrik dan hendak dibubarkan sekelompok orang dari organisasi masyarakat (ormas).

Warga yang tidak terima dengan perlakuan kasar dari kelompok ormas itu akhirnya tersulut emosi dan kericuhan tak terhindarkan.

Baca juga: Video Viral Ricuh Pembubaran Atraksi Jaran Kepang di Sunggal, Warga Emosi Saat Ormas Ludahi Seorang Perempuan

Atas kejadian tersebut, kedua belah pihak saling melaporkannya ke polisi.

"Itu kejadian di Sunggal. Dan sekarang sudah ada 3 laporan, 2 terkait penganiayaan dan 1 terkait penghinaan," terang Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Hadi Wahyudi.

Untuk mengusut kasus tersebut, polisi saat ini masih melakukan pendalaman penyelidikan. Sedangkan Kepala Lingkungan setempat berinisial S telah ditetapkan sebagai tersangka.

Sejarah pertunjukan kuda kepang

Dilansir dari laman resmi kemdikbud, kuda kepang adalah kesenian rakyat atau tarian penunggang kuda (jaran) dengan kuda mainan yang terbuat dari bilahan anyaman bambu.

Pada zaman dulu, tarian kuda kepang diyakini sebagai bagian dari ritual menolak bala, mengatasi berbagai musibah, meminta kesuburan dan lainnya kepada leluhur.

Sejauh ini memang belum ada data tertulis atau prasasti yang membahas soal kuda kepang secara khusus.

Namun demikian, ada relief candi, seperti di Candi Jawi, Pasuruan, yang memperlihatkan seorang perempuan bertapa dan pasukan berkuda yang diduga Dewi Kilisuci.

Baca juga: Dianggap Musyrik, Pagelaran Budaya Jaran Kepang Dibubarkan Ormas, Kepala Lingkungan Jadi Tersangka

Jika mengacu hal tersebut, embrio dari kuda kepang diperkirakan sudah ada pada abad ke-12 dan mulai kental pada abad ke-13 dan ke-14.

Thomas Starmford Raffles dalam buku History of Java (1817) juga mencatat jika pada masa kolonial ada sebuah pertunjukan di Jawa yang menggunakan imitasi kuda.

Versi lainnya, tarian kuda kepang bersumber dari cerita Panji, yaitu cerita yang berasal dari zaman kerajaan Jenggala dan Kediri.

Cerita ini berkembang pada masa kerajaan Majapahit. Pada masa tersebut masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu percaya akan adanya roh nenek moyang atau leluhur.

Sehingga saat tarian kuda kepang dipentaskan, para pemainnya kesurupan (kehilangan kesadaran). Dalam kondisi itu para pemainnya bisa melakukan hal-hal di luar kemampuan manusia normal.

Baca juga: Pembubaran Atraksi Jaran Kepang di Medan Berujung Ricuh, Ketua FUI Sumut Klarifikasi dan Minta Maaf

Namun demikian, dalam perkembangannya, tarian kuda kepang atau kuda lumping mengalami banyak perubahan. Sehingga gerak tari tidak lagi monoton.

Para seniman dan seniwati dilatih dengan gerakan-gerakan baru yang dinamis dan indah sehingga dapat diterima masyarakat secara luas.

Selain gerak tari, dari fungsi pertunjukan juga mengalami perubahan.

Jika dulu hanya berfungsi sebagai ritual upacara tradisional, seperti bersih desa, tolak bala, dan saat panen raya, kini pementasannya tak lagi terikat waktu dan dapat diselenggarakan di sembarang tempat sebagai sebuah pertunjukan seni tradisi dengan pendekatan modern.

Penulis : Kontributor Medan, Dewantoro | Editor : Farid Assifa, Aprillia Ika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Kartu ATM Tertinggal, Uang Rp 5 Juta Milik Warga NTT Ludes

Regional
Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Jadwal Kereta Majapahit Ekonomi dan Harga Tiket Malang-Pasar Senen PP

Regional
Dianggarkan Rp 30 M, Pembangunan Tanggul Permanen Sungai Wulan Demak Ditarget Kelar Pertengahan 2024

Dianggarkan Rp 30 M, Pembangunan Tanggul Permanen Sungai Wulan Demak Ditarget Kelar Pertengahan 2024

Regional
Penumpang Kapal Terjebak 5 Jam di Merak, BPTD Akan Tegur Operator ASDP

Penumpang Kapal Terjebak 5 Jam di Merak, BPTD Akan Tegur Operator ASDP

Regional
Raih Gelar S3 dengan IPK sempurna, Mbak Ita Bakal Ikut Wisuda Ke-174 Undip Semarang

Raih Gelar S3 dengan IPK sempurna, Mbak Ita Bakal Ikut Wisuda Ke-174 Undip Semarang

Regional
Pelaku Penusukan Mantan Istri di Semarang Dibekuk, Kaki Kanannya Ditembak

Pelaku Penusukan Mantan Istri di Semarang Dibekuk, Kaki Kanannya Ditembak

Regional
Debt Collector dan Korban Pengadangan di Pekanbaru Berdamai

Debt Collector dan Korban Pengadangan di Pekanbaru Berdamai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com