Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Meugang, Tradisi Unik Jelang Ramadhan, Eratkan Kebersamaan Melalui Daging Sapi

Kompas.com - 11/04/2021, 11:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Menjelang Ramadhan, masyarakat di Aceh akan ramai-ramai membeli daging sapi, lalu memasaknya, dan kemudian menyantapnya bersama-sama keluarga.

Tak jarang turut diundang pula tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk bersama-sama menikmati hidangan.

Tradisi unik ini bernama meugang.

Dalam tradisi meugang, tali kebersamaan akan dipererat.

Hal ini pernah diuraikan oleh Marzuki Abubakar dalam penelitiannya, Tradisi Meugang dalam Masyarakat Aceh: Sebuah Tafsir Agama dalam Budaya.

Dia menulis, meugang menjadi momen penting bagi keluarga.

Biasanya, saat meugang berlangsung, anak maupun kerabat yang merantau atau tinggal di tempat jauh, akan pulang untuk merayakannya.

Baca juga: Siasat Pemerintah Agar Tradisi Meugang di Aceh Tetap Berlangsung

Lain daerah, lain masakan

Ilustrasi daging sapi, hewan kurbanShutterstock Ilustrasi daging sapi, hewan kurban

Daging-daging yang didapat bakal dimasak menjadi menu-menu beraneka rupa. Marzuki menuturkan, tiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri dalam mengolah daging.

Di Kabupaten Aceh Besar, masyarakat biasanya menyajikan asam keueung. Bumbu asam keueung menyerupai masakan daging cincang padang.

Hanya saja, rasa menu ini asam karena diberi cuka atau jeruk purut.

Lain lagi dengan Kabupaten Pidie. Masyarakat di sana akan memasak kari.

Mereka kerap menghidangkannya bersama leumang, yakni penganan dari beras ketan yang dicampur santan.

Proses memasaknya dikenal dengan touet lemang (bakar lemang), yang biasanya turut melibatkan saudara atau tetangga dekat.

Sedangkan warga di Kabupaten Aceh Selatan kerap membuat gulai merah. Dari namanya sudah terlihat kalau makanan ini mempunyai rasa pedas.

Baca juga: Demi Rayakan Hari Meugang Sambut Ramadhan, Daging Mahal Tetap Dibeli

 

Makna tradisi unik meugang

Pedangan daging meugang musiman di ruas jalan Pasar Bina Usaha Meulaboh, Kamis 25/05/17)KOMPAS.COM/ RAJA UMAR Pedangan daging meugang musiman di ruas jalan Pasar Bina Usaha Meulaboh, Kamis 25/05/17)

Selain sebelum Ramadhan, masyarakat Aceh juga merayakan meugang pada saat menyambut Idul Fitri dan Idul Adha.

Sebagai daerah yang mayoritas penduduknya memeluk Islam, tradisi meugang disebut punya kaitan erat dengan pengamalan ajaran agama.

Marzuki menjelaskan, dalam meugang terdapat ruh nilai-nilai keislaman.

Terkhusus saat Ramadhan, masyarakat yang merayakannya dimaknai sebagai sebuah bentuk suka cita dan kesiapan dalam menyambut datangnya bulan penuh berkah tersebut.

Baca juga: Meugang di Aceh, Trilogi Bahagia, Kerinduan, dan Syukur

Selain itu, meugang juga dinilai sebagai ajang untuk bersedekah kepada fakir miskin, janda dan anak yatim, serta orang jompo.

Sedekah dalam meugang dibagi menjadi dua macam, yakni sedekah dalam bentuk daging mentah seberat setengah hingga satu kilogram, dan memberi makan berupa masakan daging.

Menurut masyarakat setempat, merayakan meugang bukanlah suatu kewajiban, melainkan sebuah keharusan.

Oleh karena itu, setiap lapisan masyarakat akan tetap merayakan meugang, bagaimana pun kondisinya.

Bagi yang tidak bisa membeli daging sapi atau lembu, bisa menggantinya dengan menyembelih ayam maupun bebek.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Warga Aceh Barat Rayakan Tradisi Meugang di Pantai

 

Sejarah meugang

Pedagang melayani pembeli di Pasar Panton Labu, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (4/5/2019). Harga daging sapi melonjak dari dari Rp 120.000 per kilogram menjadi Rp 170.000 per kilogram.KOMPAS.com/MASRIADI Pedagang melayani pembeli di Pasar Panton Labu, Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (4/5/2019). Harga daging sapi melonjak dari dari Rp 120.000 per kilogram menjadi Rp 170.000 per kilogram.

Tokoh masyarakat Aceh, Ali Hasjmy mengatakan, tradisi unik ini telah dimulai sejak masa Kerajaan Aceh Darussalam.

Dalam bukunya, Kebudayaan Aceh dalam Sejarah, Ali menjelaskan bahwa di hari itu, raja memerintahkan kepada Balai Fakir, badan yang menangani fakir miskin dan duafa, untuk membagikan daging, pakaian, dan beras kepada masyarakat tersebut.

Baca juga: Tradisi Meugang Jelang Lebaran, Masa Peternak Sapi Aceh Bersuka Cita

Sedangkan Iskandar dalam Perayaan Mameugang dalam Perspektif Hukum Islam, menyampaikan bahwa perayaan meugang dilaksanakan oleh Sultan Iskandar Muda sebagai wujud syukur raja serta untuk menyambut Ramadhan.

Kala itu, raja memerintahkan untuk memotong lembu atau kerbau. Daging-dagingnya kemudian dibagikan kepada rakyat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com