Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kepsek Junedi Selamat dari Penembakan KKB, Sembunyi 2 Jam di Semak-semak, Dikira Diculik

Kompas.com - 11/04/2021, 05:30 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Kepala SMP Negeri 1 Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Junedi Arung Sulele lolos dari penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Dia selamat setelah bersembunyi di semak-semak selama dua jam.

Namun sayang, dalam aksi KKB ini, rekannya yang bernama Yonatan Rendan (28) meninggal dunia ditembak oleh KKB.

Baca juga: Cerita Kepala SMPN 1 Beoga Lolos dari Penembakan KKB

Berawal urus jenazah

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah
KKB awalnya menyerang salah satu guru SD Oktovianus Rayo (40). Dia tewas ditembak oleh KKB ketika menjaga kios di rumah.

Namun jenazah belum bisa dievakuasi sehingga Junedi berencana mengambil terpal.

"Kami mau ambil terpal untuk bungkus jenazah Oktovianus, karena setelah ditangani pihak medis Puskesmas Beoga, jenazah tidak di formalin dan belum bisa dievakuasi," kata Junedi kepada wartawan di halaman kamar jenazah RSUD Mimika, Sabtu (10/4/2021).

Saat itu dia bersama rekannya bernama Yonatan Renden (28).

Baca juga: Kejar KKB di Beoga, Ini Strategi yang Dilakukan Polisi

Ilustrasi penembakan.Shutterstock Ilustrasi penembakan.
Lari ke semak-semak

Tiba-tiba Junedi dan Yonatan ditembaki oleh KKB.

Junedi sempat menghindar dan berlari ke sebuah rumah.

"Setelah kami pulang, ternyata di depan rumah kami dapat tembakan. Ini (Yonatan) kasian kena. Puji Tuhan saya masih bisa lolos. Saya lari ke sebelah kanan, dan korban ini ke sebelah kiri," ujar Junedi.

Namun karena tidak nyaman, Junedi keluar dan bersembunyi di semak-semak.

Sementara Yonatan terkena tembakan di bagian badannya. Meski sempat lari, Yonatan akhirnya terjatuh.

Baca juga: Kejar KKB di Beoga, Polda Papua Segera Kirim 1 Pleton Brimob

Dikira diculik

Setelah dua jam bersembunyi di semak-semak, Junedi akhirnya keluar dari persembunyian.

Dia berani keluar saat mendengar suara petugas keamanan.

"Waktu petugas jemput korban ini tidak temukan saya. Akhirnya mereka dobrak pintu, dia cari saya tidak ada. Makanya anggota diatas sana pikir saya diculik, padahal saya menyelamatkan diri," tutur Junedi.

Petugas lalu membawanya ke Koramil Beoga.

"Karena saya dengar suara pakai bahasa umum (bahasa Indonesia), saya buang suara, dan keluar dari semak-semak, dan kemudian ke Koramil," kata Junedi.

Baca juga: Fakta Baru Sumber Dana KKB, Ternyata Berasal dari Tambang Emas Ilegal

 

Ilustrasi JenazahBBC Indonesia Ilustrasi Jenazah
Sosok Yonatan

Junedi mengatakan, rekannya Yonatan yang menjadi korban sudah bekerja selama dia tahun di SMP Negeri 1 Beoga sebagai guru kontrak.

Yonatan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang berada di Toraja, Sulawesi Selatan.

Jenazah nantinya akan diterbangkan ke Toraja.

"Informasi dari keluarga mau dibawa ke Toraja untuk dimakamkan," ujar Junedi.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Regional
Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Regional
KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

Regional
Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Regional
Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Regional
Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Regional
Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Disertai Lontaran Lava Pijar

Regional
Manisnya Cuan dari Melon Golden di Sawah Tadah Hujan Aceh...

Manisnya Cuan dari Melon Golden di Sawah Tadah Hujan Aceh...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com