KOMPAS.com - Suasana di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, mendadak mencekam setelah adanya teror kelompok kriminal bersenjata (KKB).
KKB menembak mati dua orang guru hingga membakar sekolah di wilayah itu.
Warga merasa ketakutan hingga terpaksa memutuskan bersembunyi dari KKB.
Dalam persembunyiannya, warga mengaku semakin kekurangan bahan pangan.
Baca juga: Cerita Warga Dihantui Ketakutan terhadap KKB di Distrik Beoga Papua
Tak hanya orang dewasa, ada satu bayi dan dua balita yang berada dalam tempat persembunyian.
Mereka tidak berani kembali ke Beoga karena situasi yang tidak kondusif.
Kini mereka mengalami keterbatasan ketersediaan bahan pangan.
"Makanan hanya seadaanya, tinggal mi instan, biskuit," kata dia saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (10/4/2021).
Baca juga: Rentetan Aksi Teror KKB, Bakar Sekolah, Peras Warga, hingga Tembak Mati Seorang Guru
Eni yang merupakan masyarakat pendatang dan bekerja di sebuah fasilitas umum di Beoga menyebut, saat ini kondisi Beoga masih mencekam.
Bahkan bunyi tembakan masih terdengar.
"Situasi masih mencekam, tadi pagi masih ada bunyi tembakan dua kali," ujar
Menurutnya, insiden penembakan tidak pernah terjadi sebelumnya.
"Sebelumnya tidak pernah ada penembakan. Cuma memang satu atau dua minggu yang lalu di sini ada perang saudara. Kalau penembakan KKB belum pernah ada," kata Eni.
Baca juga: Ira Menerima Lamaran karena Bora Sudah Tua, Tinggal Sendiri, Ingin Rawat sampai Akhir Hayat
"Kita semua mau turun ke Timika. Kalau memungkinkan ada pesawat masuk, kita semua mau turun, tidak mau tinggal di sini karena sudah dua masyarakat sipil yang jadi korban," kata dia.
Namun hingga kini situasi masih siaga dan mereka masih menunggu bantuan.
"Masih tetap siaga karena pesawat masih belum bisa masuk sampai sekarang. Ini sudah jam 11.30 WIT masih belum ada pesawat yang masuk," kata dia.
Baca juga: Pemandu Lagu Diperkosa 5 Pemuda di Ruang Karaoke, Rekan Tak Berani Menolong meski Korban Berteriak
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengaku telah mengerahkan aparat gabungan untuk masuk ke Beoga.
Dia berjanji akan mengevakuasi warga ke Intan Jaya.
"Tadi malam kami berusaha mengumpulkan masyarakat pendatang di Koramil dan kita sedang berusaha menggeser tambahan kekuatan ke Beoga untuk bisa mengungsikan para pendatang yang sudah dikumpulkan di Koramil Beoga. Kita akan bawa keluar ke Sugapa," kata Fakhiri di Jayapura, Sabtu.
Sugapa dipilih karena jaraknya lebih dekat dibandingkan Ilaga.
Pertama ialah Oktovianus Rayo yan ditembak saat menjaga kios di rumahnya pada Kamis (8/4/2021) pagi.
Pada sore harinya, KKB membakar tiga bangunan sekolah serta merampas harta warga.
Selanjutnya, KKB juga menembak guru bernama Yonatan Randen di rumahnya pada Jumat (9/4/2021) sore.
Selain itu, seorang kepala sekolah sempat diculik KKB, namun berhasil diselamatkan.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Dhias Suwandi, Irsul Panca Aditra | Editor : Abba Gabrillin, Robertus Belarminus)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.