BLITAR, KOMPAS.com - Kapolsek Sanankulon AKP Wahono mengatakan, aksi 6 remaja yang menakuti pengguna jalan dengan berdandan ala hantu pocong itu bisa berbahaya bagi korban yang memiliki masalah di jantung.
Lokasi 6 remaja yang membuat konten YouTube prank hantu pocong dekat rel kereta api di Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, dikenal warga sekitar sebagai tempat angker.
Warga disebut sering mendengar cerita mistis dari orang yang melintas lokasi yang terletak di Desa Kalipucung itu.
"Kalau yang lewat tidak kuat jantungnya kan bahaya. Namanya masyarakat kita kan percaya hantu, bisa dibayangkan betapa kagetnya kalau di tempat sepi tiba-tiba keluar sosok hantu pocong," ujar Wahono, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/4/2021).
Baca juga: Bikin Konten Prank Pocong di Rel KA, 6 Remaja Digerebek Warga dan Polisi
Adanya cerita mistis di lokasi merupakan alasan 6 remaja laki-laki yang digerebek warga dan polisi membuat prank dengan berdandan seperti hantu pocong.
"Katanya sih begitu, lokasi itu angker. Tapi, saya sendiri sering lewat situ malam hari buktinya ya enggak ada apa-apa, aman-aman saja," ujar Wahono.
Wahono mengatakan, beberapa waktu lalu memang ada kejadian orang bunuh diri dengan cara menabrakkan diri ke kereta api di dekat lokasi tersebut.
Sebelumnya, tambah Wahono, tidak jauh dari lokasi itu juga pernah terjadi kecelakaan fatal di persimpangan rel kereta api tanpa palang di mana sebuah mobil tertabrak kereta api.
Karena itu, lanjut dia, lokasi 6 remaja membuat prank hantu pocong itu kemudian dikenal angker dengan bumbu cerita adanya penampakan hantu pocong.
"Dan itu juga alasan mereka memilih tempat itu untuk membuat video prank. Harapannya orang lewat situ pasti sudah merinding, apalagi kalau tiba-tiba muncul hantu pocong," ujar dia.
Selain itu, kata dia, lokasi yang dijadikan tempat membuat video prank itu terletak jauh dari pemukiman warga.
Wahono mengatakan, saat 6 remaja berusia 13 hingga 16 tahun itu dibawa ke kantor polisi, mereka mengaku belum berhasil membuat video yang bisa diunggah di akun YouTube mereka.
Wahono tidak tahu persis apa yang membuat mereka gagal membuat video, namun pihaknya sudah memastikan bahwa mereka tidak memiliki rekaman video hasil prank hantu pocong.
"Mungkin karena peralatan kurang, mungkin karena lokasinya gelap (sehingga kurang cahaya)," ujar dia.
Karena itu juga, lanjut Wahono, keenam remaja itu masih terus melakukan aksi menakuti warga yang melintas di dekat rel kereta api itu.
Baca juga: Kejar Target Subscriber, 6 Remaja Nekat Jadi Pocong untuk Konten YouTube
Pada malam mereka digerebek warga dan polisi, mereka sempat beraksi dua kali dengan dua korban warga yang melintas.
"Pengakuannya, sebelum kami gerebek mereka sempat menakuti dua orang yang lewat. Katanya orangnya kaget dan langsung tancap gas," ujar dia.
Wahono mengatakan, di Mapolsek Sanankulon mereka sempat diminta mempraktikkan cara mereka menakuti pengguna jalan dengan pakaian ala hantu pocong yang mereka gunakan.
Hal itu, lanjutnya, juga merupakan bentuk sanksi bagi mereka.
Diberitakan sebelumnya, 6 anak remaja berusia 13 hingga 16 tahun digerebek warga dan polisi ketika membuat video prank hantu pocong.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.