BANJARMASIN, KOMPAS.com - Siti Raisa Miranda (16), penderita sindrom putri tidur asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), sudah sembilan hari terlelap.
Karena tidak ada biaya untuk berobat ke Jakarta, kedua orangtua gadis yang akrab disapa Echa ini akhirnya memilih pengobatan alternatif.
Sempat beberapa kali dibawa ke rumah sakit di Banjarmasin, Echa justru didiagnosa menderita penyakit epilepsi.
Baca juga: Tak Ada Biaya, Echa Pengidap Sindrom Putri Tidur Tak Mampu Berobat ke Jakarta
Ibu Echa, Siti Lili Rosita berharap, pengobatan alternatif itu bisa menyembuhkan penyakit anaknya.
"Ini sudah sembilan hari Echa tertidur. Hari ini tadi Echa diobati alternatif urut totok," ujar Siti Lili Rosita kepada wartawan, Jumat (9/4/2021).
Semenjak kembali diberitakan oleh berbagai media, banyak yang bersimpati dan datang untuk melihat kondisi Echa.
Tak terkecuali beberapa pejabat Pemprov Kalsel dan Pemkot Banjarmasin.
"Iya, banyak yang memberikan dukungan agar Echa bisa sembuh. Tadi Pj Gubernur Kalsel yang datang melihat kondisi Echa," jelasnya.
Baca juga: Kisah Echa, Penderita Sindrom Tidur Asal Banjarmasin, Pernah Tidur Pulas 13 Hari
Kedua orangtua Echa mengharapkan uluran tangan pemerintah untuk biaya berobat ke Jakarta.
"Siapa tau pemerintah bisa bantu," harapnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang pelajar asal Banjarmasin, Kalsel tertidur pulas selama 7 hari terakhir.
Pelajar bernama Siti Raisa Miranda atau yang akrab disapa Echa itu diduga mengidap sindrom putri tidur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.