Menurut Merliaty, beberapa warga tersebut memiliki kemampuan khusus untuk melewati sungai yang sedang banjir. Sebab, mereka merupakan warga asli di sana.
Kemudian Merliaty dan relawan muda bergegas pulang karena hari hampir petang.
"Waktu pulang itu, saya khawatir itu tebing hancur lagi. Makanya saya suruh pegangan tangan. Karena sempat ada yang jatuh. Jatuh, kakinya sudah separuh di jurang itu," kata Merliaty.
Merliaty mengatakan, ia dan suaminya berpencar ke beberapa lokasi yang mengalami bencana.
Merliaty memilih ke Desa Kiritana karena di wilayah itu yang terdampak cukup parah berdasarkan laporan yang ia terima.
Baca juga: 45 Orang Hilang akibat Bencana di NTT, Jokowi: Saya Perintahkan Cari dan Temukan
"Mungkin dengan melihat (langsung) seperti ini, namanya saya istri bupati, setelah pulang saya bisa laporkan sama bapak. Karena saya sudah lihat langsung," ujar Merliaty.
"Susah, kalau kita tidak lihat langsung. Medan begini harus lihat langsung. Kalau tidak lihat langsung, ceritanya nanti fiktif kan. Jadi, kita harus ke lokasi. Memang yang ada di otak saya, mau lihat kesulitan seperti apa yang akan bisa ceritakan sama bapak (bupati)," ujar Merliaty lagi.
Hal itu agar proses penyaluran bantuan kepada warga di wilayah yang terisolasi bisa disiasati dengan baik.
Merliaty mengungkapkan, ia sangat bersyukur karena di wilayah tersebut tidak terdapat korban jiwa akibat bencana alam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.