Pada tahun 2001-2009, penelitian dilanjutkan oleh Pusat Arkeologi Nasional dengan menggandeng University of New England (Australia) 2001-2004 dan Universitas Wollongong (Australia) 2007-2009.
Baca juga: Hobbit Manusia Flores Bukan Kerabat Manusia Jawa, Lantas Apa?
Pada 2010, Pusat Arkeologi Nasional menjalin kerja sama dengan Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian (AS) dan Universitas Wollongong.
Penemuan paling sensasional, yakni kerangka manusia purba yang tidak diketahui dari spesies sebelumnya.
Kerangkan tersebut ditemukan bersama ratusan artefak batu dan tulang binatang seperti gajah purba, komodo, bangau raksasa, tikus, kelelawar dan burung.
Kerangka manusia kerdil Flores dikenal sebagai Homo Floresiensis dewasa dengan ukuran otak sangat kecil, tinggi badan sekitar 1 meter, dan berat sekitar 30 kg.
Baca juga: Inilah Fosil-fosil Manusia Mata Menge, Saudara The Hobbit dari Flores
Menurut perkiraan, gua ini terbentuk dari arus sungai yang mengalir dan membawa bebatuan hingga menembus gundukan bukit.
Setelah berlangsung lama dan proses yang sangat panjang, bebatuan itu menjadi batuan sedimentasi.
Jika berwisata ke Gua Liang Bua, pengunjung akan menemukan staklatit cantik yang menghias dan menjuntai dari langit-langit gua.
Sementara secara geologi, gua ini merupakan bentukan endokars yang berkembang pada batu gamping.
Bentukan endokars itu berselingan dengan batu gamping pasiran. Batuan gamping itu diperkirakan berasal dari periode Miosen tengah atau sekitar 15 juta tahun yang lampau.
Seperti kawasan kars di tempat lain di Indonesia, kawasan kars di NTT juga memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan kawasan kars lainnya yang tentunya sangat menarik sebagai destinasi wisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.