UNGARAN, KOMPAS.com - Varietas padi organik menjadi salah satu komoditi andalan petani di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.
Padi organik dinilai lebih menguntungkan karena harga jual lebih tinggi dan cenderung stabil.
Ketua Paguyuban Petani Organik Al Barokah Mustofa mengatakan padi yang dibudidayakan jenis padi lokal.
"Di antaranya padi hitam, merah, putih, mentik susu, ketan hitam, cisokan, pandan wangi, dan lain-lain," jelasnya di rumah produksinya, Ketapang, Kamis (8/4/2021).
Baca juga: Heboh Pria 58 Tahun Nikahi Gadis 19 Tahun, Awalnya Melamar Sang Ibu, tetapi Ditolak
Mustofa mengungkapkan panen padi organik di desanya rata-rata mencapai 10 ton per hektare.
"Jumlah itu lebih banyak daripada panen padi anorganik yang hanya sekitar enam sampai delapan ton per hektare," ungkapnya.
Sedangkan sekali panen padi organik di desanya mencapai lebih dari 12 ton. Padi organik itu panen dua hingga tiga kali dalam setahun.
"Untuk jumlah panen padi organik lebih banyak. Juga harga di tingkat petani, beras organik mencapai Rp15 ribu per kilogram, beda dengan beras biasa Rp 10 ribu per kilo," ungkap Mustofa.
Dijelaskan, karena kualitas padi organik dari paguyuban yang terjaga, maka produknya diekspor ke beberapa negara di Timur Tengah.
"Kami telah bekerja sama dengan beberapa pihak ekspor beras organik ini ke luar negeri. Target setelah lebaran, satu sampai tiga kontainer beras organik diekspor ke Arab Saudi dan juga Yaman," jelas dia.
Baca juga: Cerita Petani Milenial Wonogiri Bina 1.500 Petani, Mampu Ekspor Beras ke AS, Eropa, dan Asia
Ia menjelaskan, kelompok petani padi di desanya mulai membudidayakan jenis padi organik sejak 1998.
Menurutnya, membudidayakan padi organik lebih menguntungkan dibanding budidaya padi biasa.
"Ide untuk budidaya padi organik sejak 1986, dan baru launching pada 1998. Kami merasa budidaya padi organik lebih menguntungkan karena di tengah pandemi corona, varietas padi organik tetap bertahan tanpa hambatan, harga di pasar cenderung stabil maka pertanian organik tetap produktif," kata Mustofa.
Indra Dwi Hartanto, Sekjen Bina Insani mengungkapkan selain padi organik, pangsa pasar pupuk cair juga sangat terbuka.
"Untuk pupuk kita target awal ke Irak sebanyak 10.000 liter. Beras ini bisa untuk mencukupi kebutuhan jamaah umroh melalui pesanan katering dan hotel," ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.