Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Bencana di NTT: 138 Orang Meninggal dan 32.966 Warga Mengungsi

Kompas.com - 08/04/2021, 19:27 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Jumlah korban meninggal akibat bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 138 orang.

Juru bicara Pemerintah Provinsi NTT Marius Adu Jelamu mengatakan, jumlah itu merupakan akumulasi dari seluruh kabupaten dan kota di NTT.

"Data hingga saat ini, yang meninggal 138 orang, sedangkan yang luka-luka 130 orang. Jumlah pengungsi 2.180 kepala keluarga (KK) atau 32.966 jiwa," ujar Marius di Kupang, Kamis (8/4/2021).

Ratusan warga yang meninggal itu berasal dari Kabupaten Flores Timur, Lembata, Alor, Malaka, Sabu Raijua, dan Kota Kupang.

Berikut rincian korban dan kerusakan berdasarkan keterangan Marius Adu Jelamu:

Kabupaten Flores Timur: 67 warga meninggal, enam hilang, 54 terluka, dan 1.361 orang mengungsi. Sebanyak 82 rumah rusak berat dan 34 rusak ringan.

Kabupaten Lembata: 32 orang meninggal, 35 orang hilang, 48 terluka, dan 958 mengungsi. Sebanyak 224 rumah rusak berat, 75 rusak ringan, dan 15 rusak sedang.

Kabupaten Alor: 25 orang meninggal, 20 hilang, 25 warga luka-luka, dan 18 orang terdampak. Sebanyak 179 rumah rusak berat dan 180 rumah rusak ringan.

Kabupaten Kupang: lima orang meninggal. Pemprov NTT belum menerima laporan terkait kerusakan bangunan dan warga yang mengungsi.

Kabupaten Malaka: empat orang meninggal dan 424 rumah hanyut.

Kabupaten Sabu Raijua: dua warga meninggal. Sementara laporan kerusakan dan warga mengungsi belum ada laporan resmi.

Baca juga: 292 Personel Brimob Nusantara Diturunkan untuk Penanganan Bencana di NTT

Kota Kupang: satu orang meninggal, 2.190 orang terdampak, dan 1.264 rumah rusak.

Kabupaten Ende: satu orang meninggal, 346 kepala keluarga terdampak, 17 rumah rusak berat, 45 rumah rusak sedang, dan 18 rumah rusak ringan.

Kabupaten Ngada: satu orang meninggal, tiga orang terluka, 214 jiwa terdampak, 66 rumah rusak berat, 50 rusak ringan, dan satu rumah rusak sedang.

Kabupaten Belu: 153 kepala keluarga mengungsi dan tiga rumah rusak berat.

Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU): 1.800 jiwa terdampak dan 150 rumah rusak berat.

Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS): 708 orang mengungsi, 4.848 terdampak, dan 395 rumah rusak.

Kabupaten Sumba Barat: 288 orang mengungsi dan 54 rumah rusak.

Kabupaten Sumba Timur: 7.212 jiwa mengungsi, 1.919 kepala keluarga terdampak, dan 250 rumah rusak berat.

Kabupaten Sumba Tengah: 21 rumah rusak.

Marius mengatakan, Pemprov NTT berduka atas insiden yang dialami masyarakat tersebut.

"Pemerintah Provinsi NTT menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban, semoga Tuhan memberi kekuatan dan penghiburan," ujar Marius.

 

Kondisi Kantor Bupati Kabupaten Sabu Raijua, NTT yang rusak berat diterjang Badai SerojaDokumen Doris Rihi Kondisi Kantor Bupati Kabupaten Sabu Raijua, NTT yang rusak berat diterjang Badai Seroja
12.000 rumah rusak di Sabu Raijua

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua mencatat, sekitar 12.000 rumah warga di wilayah itu rusak diterjang badai siklon tropis Seroja.

Penjabat Bupati Sabu Raijua Doris Rihi mengatakan, kerusakan merata di seluruh kecamatan di wilayah tersebut.

"Semalam setelah saya mengumpulkan para Camat dan Kepala Desa/Lurah, diperoleh informasi jumlah kerusakan pada rumah warga, sekolah, gereja, fasilitas umum seperti kantor, rumah sakit, puskesmas adalah mencapai 12.000 lebih," ungkap Doris kepada Kompas.com.

Tak cuma rumah dan fasilitas publik, kantor bupati juga rusak berat. Sehingga, para ASN tak bisa beraktivitas.

"Minggu ini kami mengenakan pakaian kerja untuk bersih-bersih ruangan kantor, guna dimanfaatkan walau kondisi parah, karena tidak ada gedung lain untuk digunakan," ujar Doris.

Selain rumah, lanjut Doris, kerusakan juga terjadi pada jalan atau infrastruktur seperti jembatan.

Baca juga: Detik-detik Guru Oktovianus Tewas Diduga Ditembak KKB Saat Jaga Kios di Rumah

Doris menyebut, listrik padam sejak bencana 5 april 2021. Jaringan komunikasi dan internet juga terganggu.

"Untuk bahan bakar minyak, sementara masih cukup tapi akan jadi masalah jika tidak ada stok yang masuk," kata Doris.

Sedangkan untuk transportasi darat, jalan masih dapat dilalui, meski pada titik tertentu terjadi patahan atau longsor.

Sedangkan transportasi laut dan udara belum beroperasi. Ia meminta kedua moda transportasi itu kembali beroperasi.

"Karena transportasi laut dan udara, sangat dibutuhkan untuk kelancaran perekonomian di Sabu Raijua seperti terpenuhinya BBM, sembako, sekaligus menjawab kebutuhan anak-anak yang akan melanjutkan kuliah ke Kupang, Bali, Jawa dan daerah lainnya," kata Doris.

Kondisi itu kata Doris, sudah disampaikan ke pemerintah provinsi dan BNPB Pusat.

 

Polisi kerahkan anjing pelacak bantu evakuasi korban

Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) mengerahkan enam anjing pelacak membantu pencarian koban banjir bandang dan longsor di Flores Timur dan Lembata.

Enam anjing pelacak saat berada di Mapolres Flores TimurDokumen Polda NTT Enam anjing pelacak saat berada di Mapolres Flores Timur

Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan, tiga anjing pelacak dikirim ke Kabupaten Lembata, sisanya dikirim ke Pulau Adonara, Flores Timur.

"Anjing pelacak ini sudah tiba di Larantuka, Flores Timur sejak Rabu (7/4/2021) dan dikirim ke Pulau Adonara dan Kabupaten Lembata pada Kamis (8/4/2021) dengan kapal laut," ungkap Krisna kepada Kompas.com, Kamis siang.

Polda NTT juga menurunkan pawang, termasuk dua polisi wanita (polwan) yang menjadi pawang anjing pelacak.

Anjing pelacak yang diterjunkan ke lokasi bencana itu di antaranya, satu ekor jenis pointer, dua ekor anjing gembala Jerman, dan tiga ekor Belgian malinois.

"Seluruhnya memiliki kemampuan Cadaver (pencarian mayat)," kata Krisna.

Baca juga: KKB Pimpinan Sabinus Waker Menuju Kabupaten Puncak, Begini Penjelasan Kapolda Papua...

Krisna menjelaskan, hingga saat ini masih puluhan korban banjir bandang dan tanah longsor yang belum ditemukan.

"Diperkirakan puluhan orang ini tertimbun material lumpur dan tanah pasca bencana alam ini," ujar Krisna.

Upaya pencarian secara manual dari TNI, Polri dan warga masyarakat dilakukan secara manual karena alat berat belum bisa menembus lokasi bencana di Pulau Adonara dan Kabupaten Lembata.

Siaga darurat sejak Desember 2020

Juru bicara Pemprov NTT Marius Ardu Jelamu menambahkan, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat telah menetapkan status keadaan siaga darurat sejak akhir Desember 2020.

Penetapan status ini tertuang dalam Keputusan Gubernur NTT Nomor 364/KEP/HK/2020 pada 21 Desember 2020 tentang status keadaan siaga darurat penanganan bencana banjir, tanah longsor, angin siklon tropis, gelombang lasang, dan abrasi di Provinsi NTT.

Marius Ardu Jelamu menyebut, dirinya baru saja mendapatkan surat keputusan itu dari Sekda NTT.

"Keputusan Gubernur ini menandakan pemerintah Provinsi NTT sangat memperhatikan informasi dari BMKG," ujar Marius.

 

Peristiwa Badai Seroja yang menerjang NTT menjadi pelajaran berharga agar pola koordinasi dalam menghadapi bencana lebih optimal.

Pemerintah Provinsi fokus sepenuhnya pada upaya menangani dampak bencana ini.

"Kita akan berupaya sekuat tenaga untuk membantu memulihkan dampak sosial, ekonomi serta psikologis masyarakat akibat bencana ini," ujar Marius.

Marius menjelaskan, Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, terus memantau dan memastikan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

"Bapak Gubernur sejak hari senin pagi (5/4) melihat langsung kondisi masyarakat di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Dilanjutkan pada hari Selasa (6/4) sampai Rabu (7/4) Bapak Gubernur ke Malaka, Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Kupang," kata Marius.

Hari ini, kata dia, Gubernur NTT ke Rote Ndao dan selanjutnya ke Maumere dan Flores Timur serta Lembata dan juga Alor.

"Pak Gubernur memantau upaya evakuasi dan penanganan bencana di wilayah tersebut sampai dengan hari ini," kata dia.

Baca juga: WN Belanda yang Palsukan Identitas Bisa Punya KTP dan Berstatus WNI, Ini Penjelasan Disdukcapil Ambon

Marius menjelaskan, keputusan Gubernur tersebut dikeluarkan dengan menimbang prediksi cuaca dari BMKG, serta perubahan musim.

Prediksi BMKG, lanjut Marius, yakni cuaca ekstrem yang menyebabkan terjadinya badai tropis dan berpotensi mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor, angin siklon tropis, gelombang pasang dan abrasi.

Hal-hal ini, kata Marius, dapat menyebabkan rusaknya permukiman masyarakat, infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi serta lahan produksi pertanian sehingga dapat mengancam tata kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Untuk mengantisipasi dampak bencana, upaya penanganan siaga darurat untuk mempermudah akses, koordinasi, komunikasi, perlu dilakukan. 

Sehingga, mampu menghilangkan atau meminimalkan dampak bencana yang akan terjadi.

Selanjutnya, memutuskan ditetapkan status keadaan siaga darurat penanganan bencana banjir, tanah longsor, angin siklon tropis, gelombang pasang dan abrasi di Provinsi NTT.

Segala keadaan siaga darurat sebagaimana dimaksud ditetapkan selama enam bulan, terhitung mulai tanggal 21 Desember 2020 sampai dengan 21 Juni 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Polemik Bantuan Bencana di Pesisir Selatan, Warga Demo Minta Camat Dicopot

Regional
Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Pengakuan Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Demak, Ikut Nafsu Lihat Korban Bersetubuh

Regional
Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Raih Peringkat 2 dalam Penghargaan EPPD 2023, Pemkab Wonogiri Diberi Gelar Kinerja Tinggi

Kilas Daerah
Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Imbas OTT Pungli, Polisi Geledah 3 Kantor di Kemenhub Bengkulu

Regional
Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Sejak Dipimpin Nana Sudjana pada September 2023, Pemprov Jateng Raih 10 Penghargaan

Regional
KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

KM Bukit Raya Terbakar, Pelni Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa dan Terluka

Regional
Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Keruk Lahar Dingin Marapi, Operator Eskavator Tewas Terseret Arus Sungai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com