Di kejadian terbaru ini, Echa sempat dibawa ke rumah sakit.
"Selama dia di rumah sakit, dia hanya diinfus,” kata Mulyadi.
Namun, daripada berada di rumah sakit selama berhari-hari, orangtua Echa memilih membawanya pulang.
Sesampainya di rumah, mata pelajar kelas 1 sekolah menengah atas ini masih terpejam.
Echa pernah diperiksa soal sindromnya ini.
Akan tetapi, terang Mulyadi, hasil pemeriksaan tidak pernah menunjukkan penyakit spesifik yang diderita Echa.
Dan saat dibawa ke rumah sakit baru-baru ini, dokter di sana menyampaikan bahwa Echa didiagnosis mengidap epilepsi.
Baca juga: Bayi Dinamai “Dinas Komunikasi Informatika Statistik”, Ayah: Berkaitan dengan Perjuangan Hidup Saya
Echa adalah anak kedua dari empat bersaudara.
Mulyadi menuturkan, tiga anaknya yang lain tidak ada yang mengalami sindrom seperti Echa.
Baca juga: Cerita Munif, Pinjam Truk Tetangga demi Tampil Unik Saat Wisuda “Drive Thru”
Mulyadi berharap, Echa dapat sembuh dari sindrom putri tidur dan menjalani hidup normal layaknya anak seusianya.
Sumber: Kompas.com (Kontributor Banjarmasin, Andi Muhammad Haswar | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.