Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, petugas BPBD Deli Serdang mulai mendirikan posko, pemasangan seng, pembagian logistik dan memberi bantuan lainnya.
Begitu juga dengan pihak Polsek Percut Sei Tuan yang datang membawa bantuan beras bagi para korban bencana.
Kapolsek Percut Sei Tuan AKP JP Napitupulu mengatakan, angin puting beliung terjadi pada Rabu, sekitar pukul 15.00 WIB.
"Saat ini kami berada di sini memberikan sembako kepada saudara-saudara kami yang terkena musibah. Semoga dengan bantuan ini dapat membantu bapak, ibu, yang terkena bencana alam. Mudah-mudahan rekan-rekan lainya turun ke sini untuk memberi bantuan," kata Napitupulu.
Sri Hardiyanti (30), salah satu korban yang rumahnya mengalami kerusakan paling parah menjelaskan, angin puting beliung terjadi bersamaan hujan deras pada sore hari.
Saat itu, dia sedang tidur bersama dengan 3 orang anaknya yang masih kecil.
Dia terbangun setelah mendengar suara benda di atas rumahnya.
Sri lalu keluar dari kamar dan melihat angin semakin kencang.
Dia lalu membangunkan ketiga anaknya dan berusaha keluar dari kamar.
Namun, saat itu atap rumahnya sudah beterbangan.
Batu yang terbawa angin mengenai dahi salah satu anak Sri.
"Itu pintu dibuka payah kali. Untung kami senderan di tembok itu. Kalau tidak entah kek mana," ujar Sri.
Angin puting beliung membuat tembok bagian depan rumah Sri jebol.
Atap rumah dari kayu dan seng terbang terbawa angin.
Kulkas, televisi, kipas angin yang terkena hujan rusak dan tak bisa digunakan lagi.
"Untung maish ada ponsel ini yang masih bisa hidup. Padahal semalam posisi sedang di-charge dan digantung. Kena hujan ternyata tetap bisa hidup. Lainnya tak ada lagi yang bisa dipakai," kata Sri.
Saat ini dua tempat tidur dijemur di halaman rumah Sri.
Irawan (37) yang merupakan suami Sri Hardiyanti mengaku kaget melihat kondisi rumahnya saat baru pulang seusai bekerja.
"Saya posisi semalam sedang bekerja bangunan, sampai rumah kok jadi gini rumah kami," kata Irawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.