BIMA, KOMPAS.com - Sebagian besar wilayah Kabupaten Bima, NTB, yang dilanda banjir sejak Jumat (2/4/2021) sudah berangsur surut.
Beberapa titik yang masih tergenang yakni di Desa Naru, Kecamatan Woha. Sudah lima hari, desa itu masih terendam banjir.
Banjir yang merendam permukiman yang dihuni ratusan kepala keluarga itu terjadi sejak Jumat (2/4)2021). Namun, hingga kini, belum sepenuh surut.
Ketinggian air dipermukiman padat penduduk itu bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga 50 sentimeter.
Aktivitas masyarakat pun lumpuh. Sementara, stok makanan sudah menipis.
"Banjirnya sejak Jumat (2/4/2021) sore ini terjadi karena luapan sungai. Di dalam rumah banjir sampai 2 meter dan sehari kemudian air perlahan menurun, tapi baru sedikit. Makanya kami tidak bisa ke mana-mana, aktivitas kami lumpuh," kata Bahtiar, warga Dusun Tani Mulia, Desa Naru saat ditemui di lokasi banjir, Rabu (7/4/2021) siang.
Baca juga: Risma Pakai Sepatu Bot Terobos Lumpur Beri Bantuan untuk Korban Banjir Bima
Ia mengatakan, di daerahnya setiap tahun memang terjadi banjir. Namun, banjir yang terjadi di tahun ini paling parah.
Bahtiar mengaku, banjir yang menimpa desanya terjadi karena sungai yang melintasi wilayah setempat meluap.
Selain itu, banjir juga diperparah akibat saluran drainase yang dibangun tidak terkoneksi dengan sungai lain membuat banjir merendam rumah warga.
Akibatnya, perabotan rumah warga menjadi rusak. Sehingga warga yang terdampak banjir tidak dapat memenuhi kebutuhan makanan mereka, lantaran ketersediaan pangan seperti beras juga ikut terendam banjir.
Kondisi ini menyebabkan sebagian besar warga memilih mengungsi dan membiarkan harta bendanya terendam air di dalam rumah.
Namun, ia menyebut genangan air yang ada wilayahnya tersebut perlahan mulai terasa surut meski sangat lambat.
Sebelumnya, Desa Naru terdampak banjir dengan ketinggian hingga 2 meter.
Hari ini, banjir di desa itu menyisahkan lumpur dan genangan air setinggi lutut orang dewasa.
"Alhamdulillah, airnya perlahan-lahan turun. Sehari sebelumnya tinggi air dalam rumah sampai perut, tapi sekarang tinggal selutut," kata Bahtiar.
Seiring surutnya banjir itu, kata Bahtiar, sebagian warga yang bermalam di rumah kerabat pun sudah kembali ke rumah mereka masing-masing.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.