Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Program Pemberdayan Hidroponik di Sulsel Diapresiasi Dompet Dhuafa, Mengapa?

Kompas.com - 07/04/2021, 19:53 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dewan Pengawas Syariah Dompet Dhuafa yang dalam hal ini diwakili Ustadz Izzudin Abdul Manaf mengapresiasi program pemberdayaan hidroponik di Sulawesi Selatan (Sulsel) dikembangkan menjadi agroponik.

Menurutnya, hal tersebut dapat meningkatkan skala produksi lebih luas. Sebab, konsep tersebut meliputi produksi pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

Dia mengatakan itu saat meninjau program pemberdayaan hidroponik yang diinisiasi Dompet Dhuafa di Sulteng beberapa waktu lalu.

Rencana terbaru yang akan dimulai oleh manajemen pengelola kebun hidroponik adalah pembukaan budidaya lele dan penanaman rica (cabe).

Hal tersebut akan berpotensi dalam pengembangan skala bisnis kebun hidroponik tersebut.

Baca juga: Sebagai Bentuk Apresiasi, Dompet Dhuafa Bekali Para Relawan dengan Skill Vertical Rescue

"Semoga ini benar-benar berjalan dengan manajemen yang baik. Sehingga dapat terealisasi peningkatan levelnya dari hidroponik menjadi agroponik,” dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (7/4/2021).

Izzudin menilai, peningkatan tersebut diharapkan dapat membuat pertumbuhan pendapatan masyarakat penerima manfaat turut terdongkrak.

Dia juga mengatakan, masyarakat berharap program hidroponik tersebut dapat menjadi role model untuk program serupa dan menjadi benchmark bagi para pelaku usaha mikro yang bergerak dalam sektor yang sama.

Untuk menjadi role model, hidroponik harus terus berbenah, seperti penguatan dalam aspek kompetensi sdm petani, kapasitas media produksi dan manajemen produksi.

Baca juga: Bantu Korban Gempa Sulbar, Dompet Dhuafa Resmikan RS Lapangan di Mamuju

Dengan begitu, siklus tanam, semai, panen dan sirkulasi produksi bisa teratur. Hal ini penting untuk menjaga konsistensi volume produksi dalam memenuhi kebutuhan pasar.

Adapun, program tersebut merupakan langkah Dompet Dhuafa dalam mengelola amanah para donatur untuk pemulihan ekonomi pasca-gempa, tsunami dan likuifaksi melanda Sulawesi Tengah.

Program hidroponik yang diinisiasi Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Care Internasional dan telah berjalan hampir genap setahun, yakni April 2020-April 2021.

Hadirnya program pemberdayaan berhasil membudidayakan komoditi sayur seperti selada, kangkung, sawi dan bayam.

Sejak bergulir, setidaknya sudah 10 kali panen dalam setahun ini. Setiap panen menghasilkan 400 lubang (hidroponik) dan per lubang diserap pasar dengan kisaran harga Rp 5.000.

Baca juga: Entaskan Kemiskinan, Program Dompet Dhuafa Farm Diapresiasi Wabup Deli Serdang

Dengan begitu, dalam sekali panen, petani hidroponik rata-rata mendapatkan kurang lebih Rp 2.000.000.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com