Hingga saat ini, Ani belum memperbaiki rumahnya karena tak memiliki biaya. Bantuan dari pemerintah pun belum diterima Ani.
Hal senada juga disampaikan warga lainnya Jefry Amabi. Jefry sedang tidur bersama istri dan anaknya saat angin kencang menghantam rumahnya.
Mereka terbangun karena angin begitu kencang. Sekitar pukul 03.00 Wita, atap rumah bagian kiri dan teras rumah Jefry roboh. Tembok rumah bagian depan juga ambruk.
Jefry masih bersyukur tak ada korban jiwa saat peristiwa itu. Saat kejadian, Jefry bersama istri dan anaknya tidur di kamar belakang.
Setelah angin mulai mereda, mereka mengungsi ke rumah mertuanya di Naikoten, Kecamatan Kota Raja.
Baca juga: Kapolda NTT: Jika Ada yang Jual Bahan Bangunan dengan Harga Tidak Wajar, Saya Perintahkan Tangkap
"Rumah saya hancur jadi tidak bisa ditempati," kata dia.
Jefry mengaku, ada puluhan rumah di wilayahnya yang rusak diterjang badai. Jefry berharap pemerintah bisa segera membantu memperbaiki rumahnya dan juga warga lainnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang Jemmi Didoek mengatakan, badai siklon tropis Seroja yang menerjang Kota Kupang menyebabkan 1.264 rumah warga rusak berat.
Akibat badai, seorang warga Kota Kupang tewas dan tujuh orang mengalami luka.