Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kaka Fajar Bocah 13 Tahun Fotografer Jalanan di Semarang, Bermodal Ponsel, Pernah Dibayar Rp 2.000

Kompas.com - 07/04/2021, 13:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Kaka Fajar Apriliansyah bocah 13 tahun seorang fotografer dan pengarah gaya di tempat wisata Kota Lama Semarang viral di media sosial.

Dengan bermodal ponsel, ia mengarahkan gaya para wisatawan yang berkunjung di kawasan wisata tersebut.

Sosok Kaka pertama kali viral setelah diunggah oleh Astatik Bestari (44) lewat akun TikTok @gurucerdas.

Baca juga: Diduga Sebarkan Konten Pornografi di Grup WA, Kades di Semarang Ditahan

Dilansir dari Tribunnews.com, Astatik mengaku bertemu dengan Kaka Fajar di Kota Lama Semarang pada Minggu (21/3/2021).

Saat itu, bocah laki-laki itu menghampiri Astatik dan rekannya yang asyik berfoto di Kota Lama.

Kaka Fajar kemudian mengarahkan Astatik untuk mengambil posisi terbaik agar mendapatkan latar foto yang menarik.

Baca juga: Proyek Tol Semarang-Demak Rambah Hutan Bakau Pantura, Ini Kata PUPR

"Ibu kalau ingin background fotonya nampak lebih bagus, posisi Ibu di sini," kata Astatik menirukan ucapan siswa kelas 6 SD itu.

Astatik yang paham maksud Kaka langsung meminta Kaka Fajar untuk mengambil foto.

"Saya langsung paham, rupanya gaya dia mengarahkan posisi kami saat berfoto adalah cara dia menangkap calon konsumen," ujar Astatik.

Astatik mengaku kagum atas usaha bocah laki-laki yang pandai melihat peluang.

Baca juga: Sejarah Gereja Blenduk, Salah Satu Ikon Kota Lama Semarang

"Benar-benar paham melihat peluang anak," ungkap Astatik.

Selain itu, Kaka Fajar juga paham teknik fotografi dan pandai mengarahkan gaya pengguna jasanya.

Ia terlihat bak seorang fotografer profesional.

Astatik menambahkan, penampilan Kaka Fajar terlihat cukup rapi, walau sedikit lusuh karena seharian di jalanan.

Baca juga: Menginspirasi, Pengarah Foto di Kota Lama Semarang yang Viral Diundang Wali Kota Hendi

Pernah jualan koran

Bersantai di Taman Srigunting dengan Latar Gereja BlendukSHUTTERSTOCK Bersantai di Taman Srigunting dengan Latar Gereja Blenduk
Kepada Astatik, Kaka Fajar bercerita jika ia sebelumnya menjual koran di pinggir jalan untuk membantu perekonomian keluarga.

"Saya dulu penjual koran. Saya lihat jasa moto lebih besar dari jualan koran, jadi saya moto saja," kata dia.

Ia pun melihat peluang tersebut. Sejak dua tahun terakhir dia beralih menjadi fotografer jalanan.

Dalam sehari, Kaka Fajar mendapatkan penghasilan antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000 dari tip yang diberikan pengunjung.

Baca juga: Pecinta Kuliner Legendaris? Cobain 6 Kuliner di Kota Lama Semarang Berikut

Meski demikian, Kaka Fajar pernah mendapatkan tip Rp 2.000 dari pengunjung.

Ia tidak protes karena ia tidak mematok berapa tarif menggunakan jasanya.

"Terserah pengunjung mau kasih berapa, dulu pernah dibayar Rp 2 ribu tetap saya terima."

"Kan saya minta bayar seikhlasnya saja, ya dikasih 2 ribu ya saya ikhlas," ujar bocah yang akan masuk SMP itu.

Sebagian besar uang yang dapatkan diserahkan ke orangtuanya untuk membantu perekonomian keluarga.

Baca juga: Toko Oen, Kedai Es Krim Kuno di Sudut Kota Lama Semarang

Kawasan Kota Lama Semarang atau yang biasa disebut Outstadt memiliki luas 31 hektare. Kawasan ini terpisah dengan daerah sekitar, sehingga mendapat julukan ?Little Netherland?. Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kukuh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang.Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Kawasan Kota Lama Semarang atau yang biasa disebut Outstadt memiliki luas 31 hektare. Kawasan ini terpisah dengan daerah sekitar, sehingga mendapat julukan ?Little Netherland?. Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kukuh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang.
Ayah Kaka Fajar adalah tukang becak yang nyambi sebagai driver ojek online. Mereka tinggal di Jalan Patriot 08, Kelurahan Purwosari, Semarang Utara.

Ia mengaku menjadi fotografer jalan tanpa ada paksaan dari orangtuanya.

Tak hanya menjadi fotografer, Kaka Fajar juga sering diminta menjadi guide untuk mengantarkan pengunjung menikmati wisata di Kota Semarang.

Kaka bekerja sebagai pengarah foto setiap akhir pekan Jumat hingga Minggu oukul 07.00 - 20.00. Sedangkan pada Senin - Kamis, ia tetap mengutamakan bersekolah.

Baca juga: Jelajah Kota Lama Semarang, Ikuti Itinerary 1 Hari Berikut Ini

Biasanya, ia memotret menggunakan ponsel pelanggannya. Nanti, beberapa hasil jepretannya ia minta dari ponsel pelanggannya sebagai bahan promosinya.

Hasil jepretan Kaka pun terbilang cukup bagus. Padahal, anak berusia 13 tahun tersebut hanya belajar secara otodidak drngan mengamati orang berfoto.

"Tidak ada yang ngajari. Hanya liat orang foto. Nanti saya olah sendiri. Setiap ada orang foto punya gaya baru, saya liatin," katanya.

Sementara itu Astatik meemuji Kaka yang tidak memilih menjadi pengamen jalanan seperti anak seusianya.

"Saya memujinya, kalau profesinya ini lebih baik dari umumnya anak-anak seusianya lakukan, misalnya menjadi pengamen jalanan," terang Astatik.

Baca juga: Toko Oen, Kedai Es Krim Kuno di Sudut Kota Lama Semarang

Dapat hadiah dari Wali Kota Semarang

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengundang pengarah foto di Kota Lama Semarang Kaka Fajar Apriliansyah (13) yang baru-baru ini viral untuk berkunjung ke Balai Kota Semarang Senin (29/3/2020).DOK. Humas Pemkot Semarang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengundang pengarah foto di Kota Lama Semarang Kaka Fajar Apriliansyah (13) yang baru-baru ini viral untuk berkunjung ke Balai Kota Semarang Senin (29/3/2020).
Setelah viral di media sosial, Kaka Fajar diundang oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Kaka, ibu dan adiknya berkunjung ke Balai Kota Semarang pada Senin (29/3/2021)

“Spirit Kaka bertahan hidup, membantu keluarga di tengah pandemi Covid-19 ini luar biasa. Jadi saya rasa semangat ini yang kita akan sebar ke seluruh masyarakat, terutama di Kota Semarang,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Hendi mengatakan, meski berada dalam keadaan yang terbatas, semua orang harus terus berusaha.

Baca juga: Tersandung Kasus SARA, Advokat di Semarang Ditetapkan sebagai Tersangka

Karena itu dia mengapresiasi Kaka yang menjadi pengarah foto ketimbang menjadi pengamen atau pengemis.

“Yang saya salut, Mas Kaka mengatakan bahwa dia tidak mau mengemis, tetapi dia ingin berjuang untuk keluarganya,” ujarnya.

Hendi menceritakan, Kaka juga memberikan pesan kepada anak-anak muda Semarang dan seluruh Indonesia agar patuh kepada orangtua.

Baca juga: Banjir Bandang Landa Kabupaten Semarang, 176 Rumah dan Hotel Rusak, BPBD: gara-gara Sampah...

"Patuhlah kepada orangtua, rajin belajar, rajin ibadah, dan saling membantu satu sama lain. Itu adalah salah satu resep dari Kaka, di mana semangatnya dapat kita teladani bersama," tambahnya.

Saat bertemu Kaka, Hendi memberikan hadiah berupa ponsel untuk mendukung kegiatannya.

Selain itu Hendi juga berjanji akan memberikan beasiswa untuk Kaka dan adik-adiknya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kaka Fajar, Fotografer Jalanan yang Viral Bertemu Wali Kota Semarang, Diberi Uang Saku untuk Beli HP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Di Balik Video Viral Kebocoran Pipa Gas di Indramayu

Regional
Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Bocah Perempuan 15 Tahun Laporkan Sang Ibu ke Polisi karena Dijual ke Laki-laki Hidung Belang

Regional
Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Waduk Pondok Ngawi: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Nostalgia Bandung Tempo Dulu, Jalan Braga Bakal Ditutup untuk Kendaraan di Akhir Pekan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com