Mendengar permintaan tersebut, menurut Tatang, orangtuanya langsung curiga dan menanyai sang anak, hingga akhirnya diketahui bahwa anaknya telah disetubuhi oleh guru ngajinya.
Tatang mengatakan, aksi pembakaran tersebut bukan hanya dilakukan warga di dusunnya, namun oleh warga satu desa yang marah, karena merasa lingkungannya dicemari oleh perilaku bejat guru mengaji tersebut.
Menurut Tatang, pelaku pencabulan adalah pendatang di kampungnya.
Pelaku mendirikan tempat mengaji tanpa pemberitahuan kepada tokoh masyarakat atau pengurus lingkungan.
Selain itu, menurut Tatang, kemarahan warga itu juga akumulasi, karena sebelumnya sudah ada dugaan pencabulan di tempat mengaji itu.
Saat itu, ada murid yang mengaku diraba-raba oleh guru mengajinya.
Namun, saat itu warga tidak semarah seperti saat ini.
Tatang menuturkan, berdasarkan informasi, ada 20 anak yang belajar mengaji di tempat itu.
Dari jumlah tersebut, 19 anak perempuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.