KOMPAS.com - Kasus kekerasan yang diduga dilakukan oknum kepala sekolah
Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Desa Dadapan, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terus diselidiki polisi.
Kedua oknum tersebut diduga menyulut tangan 10 siswanya hingga melepuh dengan korek api hanya karena masalah uang Rp 12.500.
Dari penyelidikan polisi, aksi tak terpuji itu diduga awalnya untuk menakut-nakuti siswa.
"Tidak ada yang mengaku. Kemudian ditakut-takuti lah dengan metode yang kurang lazim, disulut dengan korek gas oleh wali kelas," kata Kapolsek Gucialit Iptu Joko Try, melalui sambungan telepon, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Demi Harta dan Dikenal Sopan, Fakta Pembunuh 2 Wanita di Kulon Progo
Joko menjelaskan, peristiwa itu berawal saat uang tabungan siswa kelas 4 hilang pada Jumat (26/3/2021).
Uang tabungan itu ditaruh di atas meja dan saat jam istirahat uang itu tiba-tiba hilang.
Lalu, guru kelas yang berinisial SMu (24) menayakan ke sejumlah siswa. Namun, tak ada yang mengaku.
Saat itu, SMu diduga menyulut tangan 10 siswa. Namun tetap saja tidak ada yang mengaku.
SMu pun akhirnya melapor ke kepala sekolah berinisial SMa (45). Setelah itu SMa memanggil tiga dari 10 siswa tersebut dan kembali menyulut tangan mereka hingga melepuh.