Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan 6 Anak WNI di Malaysia Bersekolah, Dititipkan di Rumah Penduduk agar Tak Ditangkap Aparat

Kompas.com - 07/04/2021, 09:32 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan semangat belajar enam anak warga negara Indonesia (WNI) di Pulau Sebatik, Malaysia, untuk terus bersekolah.

Tidak pernah ada keluhan atau minder meski mereka harus berjalan kaki sejak subuh untuk menuju ke sekolah di SDN 003 Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Mereka tinggal di Malaysia karena ikut orangtuanya bekerja. Pulau Sebatik yang merupakan perbatasan RI–Malaysia memang terbagi dua dan sebagian milik Malaysia.

Baca juga: Sabu 50 Kg Ditemukan di Perbatasan Kalbar, BNN: Masuk Lewat Jalur Tikus

Mereka tidak mengenal sekolah daring, yang mereka tahu adalah datang ke sekolah, bertemu guru dan belajar ilmu pengetahuan, meski durasinya dibatasi akibat kebijakan di masa pandemi Covid-19.

‘’Orangtua mereka bekerja menombak kelapa sawit di Malaysia. Mereka tidak punya HP Android, hanya ada HP untuk sekadar telepon dan SMS. Tapi mereka semangat bersekolah meski banyak kendala dan aturan yang harus dijalani akibat adanya virus corona,’’ ujar Kepala Sekolah SDN 003 Sebatik Utara Wahid, Selasa (6/4/2021).

Wahid yang prihatin atas kondisi enam bocah tersebut akhirnya membolehkan mereka belajar tatap muka. Ia juga mengakui pembelajaran tersebut, bahkan sudah berlangsung cukup lama.

Wahid mengaku sangat terharu atas semangat mereka untuk tetap sekolah. Waktu tempuh antara sekolah dan rumah mereka yang berada di tengah perkebunan sawit sekitar 30 menit perjalanan menggunakan sepeda motor.

Pihak sekolah pun membuat jadwal untuk mengajar mereka secara bergantian setiap harinya kecuali hari libur.

Ada sejumlah pertimbangan yang mendasari Wahid memberi perlakuan khusus bagi enam anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) tersebut.

"Untuk daring, tentunya tidak bisa karena mereka tidak punya HP Android. Seandainya punya, kendala sinyal perbatasan yang tidak stabil menjadi masalah tersendiri,’’jelasnya.

Selain itu, anak anak tersebut bahkan rela menumpang di rumah penduduk demi bisa bersekolah.

‘’Kami dari pihak sekolah berinisiatif menitipkan mereka ke rumah penduduk. Supaya mereka tidak keluar masuk perbatasan, bisa kena tangkap aparat Malaysia nanti,’’kata Wahid lagi.

Memang sejak kebijakan lockdown berlaku, enam anak tersebut tidak bisa keluar masuk perbatasan seperti sebelumnya.

Banyak aparat menjaga jalur perbatasan dan jika mereka nekat melintas tanpa dokumen keimigrasian, bisa berimbas pada tuduhan pelanggaran hukum.

Meski mengakomodasi keinginan enam anak WNI tersebut, Wahid memastikan bahwa pihak sekolah tetap menaati protokol kesehatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

[POPULER REGIONAL] Rencana Satyalancana untuk Gibran dan Bobby | Demi Anak, Ayah Nekat Curi Susu

Regional
Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com