Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Harta dan Dikenal Sopan, Fakta Pembunuh 2 Wanita di Kulon Progo

Kompas.com - 07/04/2021, 08:49 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan berantai di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjadi sorotan.

Terduga pelaku pembunuhan berinisial NAF (26) ternyata dikenal sopan dan aktif di kegiatan masyarakat.

Selain itu, menurut polisi, motif pembunuhan tersebut diduga karena masalah ekonomi.

Seperti diketahui, ayah tiga anak itu diduga telah membunuh dua wanita bernama Desi Sri Diantari (22) warga Pedukuhan Gadingan, Kalurahan Wates, Kapanewon Wates dan Takdir Sunariati (22) asal Paingan, Sendangsari, Pengasih.

Baca juga: Dikira Sampah, Pemulung Temukan Jasad Pegawai DLH di Dalam Karung

Berikut ini faktanya:

1. Diduga motif ekonomi

Menurut Kasubag Humas Polres Kulon Progo Iptu I Nengah Jeffry, NAF mengambil barang bawaan milik korban.

Barang tersebut antara lain seperti motor, perhiasan, hingga handphone.

“Diduga adanya faktor ekonomi dengan dilihat dari keinginan tersangka (NAF) memiliki barang korban,” katanya.

Baca juga: Fakta Pembunuhan Wanita Pemandu Karaoke, Ditabrak Truk Kekasihnya lalu Diperkosa

2. Modus campur obat sakit kepala

Selain itu, dari penyelidikan, pelaku memberi minuman bersoda yang telah dicampur 3,5 obat sakit kepala kepada para korban.

Setelah korban alami kejang-kejang, pelaku lalu membenturkan kepala korban ke lantai hingga tewas.

Aksi pembunuhan itu dilakukan NAF di tempat yang tak lagi terurus. Jasad Desi ditemukan di pelataran samping Wisma Sermo, Pedukuhan Kedungtangkil, Karangsari, pada Selasa (23/3/2021), pukul 16.30 WIB.

Lalu korban kedua, Takdir, ditemukan di dalam dermaga yang tidak digunakan dalam komplek wisata Pantai Glagah, Jumat (2/4/2021) pukul 20.00 WIB.

Baca juga: Minim Bukti, Polisi Bongkar Kasus Pembunuhan Berantai di Kulon Progo

3. Anak trauma

Menurut ayah NAF, Feriyanto, NAF memiliki tiga anak. Ketiga anak NAF trauma saat melihat ayahnya ditangkap polisi.

"Saya maklum polisi mencari tersangka. Tapi anak-anak jadi sampai sekarang. Mereka jadi selalu minta ditemani. Ya, karena mencarinya seperti itu,” katanya.

Selain itu, Feriyanto juga mengaku terkejut dengan penangkapan anaknya tersebut.

“Kami sangat terkejut, tidak menyangka sama sekali. (Padahal) dia anak yang normal seperti pemuda yang lain,” kata Feriyanto (43), ayah dari NAF, di rumahnya, Selasa (6/4/2021).

Baca juga: Penemuan Mayat Perempuan Berkaki Palsu Ungkap Dugaan Pembunuhan Berantai di Kulon Progo

Ilustrasi olah TKPKOMPAS.com Ilustrasi olah TKP

4. Dikenal sopan dan aktif berkesenian

Selama ini, NAF dikenal sopan dan aktif berkegiatan di masyarakat. Hal itu diungkapkan Dukuh (kepala dusun) Bujidan Triyana.

“Saya terkejut sekali dan prihatin. Kok bisa sangat kejam. Padahal, selama ini bocah itu bergaulnya sangat sopan dengan warga,” kata Triyana.

Soal dugaan motif ekonomi, menurut Triyana, NAF berasal dari keluarga berkecukupan.

Baca juga: Fakta Penemuan Mayat Perempuan di Kulon Progo, Ternyata Korban Pembunuhan Berantai dan Pelaku Ditangkap

5. Mencuri burung hingga ponsel

Dari keterangan Feriyanto, anaknya pernah terlibat dua kali kasus pencurian.

Saat duduk di bangku SMP, NAF tertangkap karena mencuri burung. Kasusnya tak sampai meja hijau karena dianggap kenakalan remaja.

Lalu pada tahun 2018, NAF terlibat pencurian HP pada salah satu konter.
NAF sempat menjalani hukuman separuh dari hukuman 1,5 tahun, selebihnya remisi. Ia mendapat pengurangan masa hukum karena rajin ibadah dalam penjara.

(Penulis : Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Regional
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Regional
Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Regional
Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Regional
Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Regional
Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Regional
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Regional
Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan 'Buy The Service' ke Pemprov Riau

Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan "Buy The Service" ke Pemprov Riau

Regional
Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Kades di Magelang Jadi Tersangka Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Rugikan Negara Rp 924 Juta

Regional
Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Polisi Buru Pelaku Pembacokan yang Tuduh Korban Mencuri Sawit

Regional
Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Meski Masuk Bursa Pilkada Jateng, Dico Diminta Jadi Calon Bupati Kendal Lagi

Regional
Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot 'Brong' dan Balap Liar

Polda Bengkulu Sita 2.000 Motor akibat Knalpot "Brong" dan Balap Liar

Regional
Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Listrik Sering Mati, Warga OKU Demo PLN Bawa Satu Truk Barang Elektronik Rusak

Regional
Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Kasus Pemalsuan Nilai di Untan, Oknum Dosen Usulkan Mahasiswa Tak Pernah Kuliah untuk Seminar Proposal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com