"Kedua orang tidak dikenal tersebut melaju cepat menerobos masuk sambil mengejar anggota yang berseragam. Namun, dengan sigap orang tak dikenal tersebut dapat dihindari," ujar Iqbal, Minggu (15/7/2018).
Walau sudah dibersihkan, ceceran darah nampak di jalan depan Polres. Saat kejadian tersebut tidak ada petugas yang luka.
Pasangan suami istri tersebut lalu ditangkap. Sang suami yang terluka kemudian dirawat di RS Bhayangkara Losarang, Indramayu dengan penjagaan ketat oleh aparat.
Baca juga: Tertembak, Satu Pelaku Penyerangan Mapolres Indramayu Kritis
Nana dan suaminya serta lima terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di Indramayu pada Sabtu (14/7/2018) dan Minggu (15/7/2018) dibawa ke Mabes Polri.
"Ketujuh pelaku selanjutnya langsung dibawa ke Mabes Polri untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut," kata Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto di Indramayu, Minggu (15/7/2018).
Agung mengatakan GL dan AN (Nana) serta kelima terduga teroris lainnya itu berasal dari kelompok yang sama, yaitu jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD).
Baca juga: Dua Terduga Teroris Serang Polres Indramayu, Lempar Panci Diduga Bom
"Para terduga teroris yang melakukan aksi penyerangan dan aksi bom bunuh diri di Mako Polres Indramayu adalah kelompok JAD Haurgeulis Kabupaten Indramayu, Jawa Barat," ujar Agung.
Dari tangan mereka, polisi mengamankan barang bukti berupa dua buah panci, bahan peledak, celurit, belati, dan ponsel dari tangan para pelaku.
Agung juga mengatakan, sejak Juni 2018 hingga Juli 2018, Polda Jawa Barat telah menangkap 25 terduga teroris dan beberapa di antaranya ditembak mati karena melakukan perlawanan saat ditangkap petugas.
Baca juga: Ditemukan, Panci Diduga Bom hingga Atribut ISIS di Rumah Penyerang Polisi Banyumas
Program tersebut dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Lapas Perempuan Bandar Lampung.
"Sudah ada keinginan dan tanda-tanda untuk setia (kepada NKRI) saat itu. Sekarang kita pastikan dan sepakati lagi," kata Rahayu.
Sementara itu Staf Sub Seksi Bimbingan Lapas Perempuan Bandar Lampung Lenny mengatakan Nurhasanah terpapar radikalisme dari sang suami.
Baca juga: Kapolri Sebut Ledakan di Gereja Katedral Makassar Jenis Bom Panci
"Paham selama ini dia dapat dari suaminya, dasar pengetahuan agama dia sebelumnya minim, jadi dapat paham dari suaminya sehingga cepat masuk (terdoktrin)," kata Lenny.
Sejak masuk Lapas, Nurhasanah dibina untuk mengikis paham radikal yang dianutnya.
"Di sini dikuatkan kembali dan direedukasi terkait paham keagamaan," kata Lenny
Salah satu motivasi Nurhasanah untuk meninggalkan paham radikal adalah karena ingin bertemu dengan sang anak yang kini telah berusia 3 tahun dan dirawat keluarganya.
"Nana pendiam orangnya, tapi dia rajin konseling sama saya. Jika pengin curhat bisa langsung empat mata. Motivasinya mau segera ketemu sama anaknya," kata Lenny.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis : Tri Purna Jaya, Yoga Sukmana, Fadlyanto Sugiono | Editor : Sandro Gatra, Caroline Damanik, Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.