GARUT, KOMPAS.com - Sebuah madrasah yang biasa digunakan untuk tempat mengajar mengaji di Kampung Ciomas Desa Dangiang Kecamatan Cilawu, Senin (5/4/2021) malam jadi sasaran amuk warga.
Warga membakar madrasah tersebut setelah guru ngaji diduga mencabuli muridnya.
Tatang Supriatna, kepala Dusun Ciomas Desa Dangiang kepada wartawan, Selasa (6/4/2021), menjelaskan, awalnya orangtua murid yang mengaji di madrasah tersebut mendatangi balai desa dan menceritakan anaknya telah dicabuli oleh guru ngajinya kepada kepala desa.
Mendengar informasi tersebut, warga pun emosi. Pada malam harinya, warga yang emosi pun mendatangi madrasah tersebut. Namun, mereka tidak menemukan pelaku hingga warga melampiaskan emosinya dengan membakar madrasah tempat pengajian.
"Jadi yang bakar bukan cuma warga Ciomas, tapi satu desa karena tidak terima wilayahnya dikotori ustaz cabul itu," katanya.
Baca juga: Oknum Guru Jadi Tersangka Kasus Pencabulan 2 Anak Kandung, Korban Baru Berusia 6 dan 9 Tahun
Tatang menuturkan, aktivitas mengaji di tempat tersebut, belum lama dilakukan. Pelaku yang merupakan warga pendatang tiba-tiba membangun tempat mengaji tanpa izin tokoh masyarakat sekitar dan pengurus lingkungan.
Warga, menurut Tatang, baru mengetahuinya setelah bangunan yang dijadikan tempat mengaji itu berdiri.
"Baru 8 bulan, memang pendatang, tidak tahu dari mana asalnya karena tidak ada laporan," jelas Tatang.
Menurut Tatang, dari informasi warga, jumlah murid yang belajar mengaji di tempat tersebut adalah 20 orang. Sebanyak 19 orang di antaranya adalah perempuan.
Dari informasi anak-anak yang biasa mengaji, pelaku memang mampu menerangkan pelajaran secara baik hingga mudah diterima muridnya.
Aksi pembakaran tempat mengaji tersebut, menurut Tatang merupakan akumulasi kemarahan warga kepada pelaku.
Sebab, sebelumnya warga pernah mendapat laporan bahwa ada murid mengaji diraba-raba oleh pelaku. Namun, saat itu warga tidak sampai semarah saat ini.
Secara terpisah, Kasubag Humas Polres Garut Ipda Muslih Hidayat saat dihubungi Selasa (6/4/2021) sore membenarkan adanya peristiwa pembakaran bangunan tempat mengajar mengaji.
Aparat kepolisian saat ini telah menangani kasus dugaan pencabulan yang melatarbelakangi aksi pembakaran tersebut.
Menurut Muslih, dari informasi yang didapat pihaknya dari orangtua murid yang menjadi korban pencabulan, pelaku berinisial RS (42) sempat membawa sanrtiwati dan menginap di salah satu wisma di kawasan Garut Kota dengan alasan akan melakukan ziarah.