Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Pemkot Tangsel Sampaikan LPPD 2020, Berikut Beberapa Poinnya

Kompas.com - 06/04/2021, 16:25 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) memaparkan Laporan Penyelenggaran Pemerintahan Daerah (LPPD) 2020 terkait pelaksanaan pemerintahan selama satu tahun anggaran kerja.

Laporan ini dimaksudkan untuk memberi gambaran kepada publik akan penyelenggaraan pemerintahan yang didasarkan pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

Terkait capaian kinerja makro, terdapat enam indikator yang digunakan, yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM), angka kemiskinan, angka pengangguran, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, dan ketimpangan pendapatan.

Capaian kinerja marko tersebut menggambarkan kinerja penyelenggaraan pemerintah secara umum. Hal ini dihasilkan dari berbagai program yang diselenggarakan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan pihak swasta.

Baca juga: Pemkot Tangsel Berencana Izinkan Bioskop Kembali Beroperasi

Untuk IPM, Kota Tangsel mengalami penurunan sebesar 0,12 poin dari tahun 2019. Saat ini, IPM Tangsel berada di poin 81,36.

Meski terjadi penurunan, tetapi beberapa indikator pembentuk IPM mengalami kenaikan positif. Beberapa komponen itu adalah angka harapan hidup, angka harapan lama sekolah, dan rata-rata lama sekolah.

“Pada 2019 angka harapan hidup sebanyak 72,41 poin menjadi 72,47 poin pada 2020, angka harapan lama sekolah dari 14,43 menjadi 14,47, serta rata-rata lama sekolah dari 11,8 menjadi 11,81,” terang Humas Pemkot Tangsel melalui laporan tertulis resminya, Selasa (6/4/2021).

Terkait angka kemiskinan, Kota Tangsel selalu mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Angka penduduk miskin di Tangsel pada 2015 berjumlah 25.890 jiwa atau 1,69 persen menjadi 40.990 atau 2,29 persen pada 2020.

Baca juga: Simulasi KBM Tatap Muka di Tangsel Tunggu Kesiapan Sarana Prasarana Sekolah

Namun, meski demikian, Kota Tangsel merupakan kota dengan persentase penduduk miskin terendah se-Banten.

“Indeks sebesar 2,29 persen menjadikan Tangsel sebagai kota dengan angka kemiskinan terendah ke-4 se-Indonesia,” bunyi laporan Humas Pemkot Tangsel.

Untuk pengangguran, Kota Tangsel mencetak angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 8.48. Angka ini cenderung naik jika dibandingkan pada 2019 sebesar 4,79.

Peningkatan TPT tersebut bukan tanpa alasan. Terdapat 3.020 pekerja di Kota Tangsel yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Kota Tangsel pada 2020 mencatat harga konstan sebesar Rp 60,044 triliun atas dasar harga konstan (ADHK)

Dalam kurun waktu 2015-2020,  Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) kota ini secara tren mengalami kenaikan.

Baca juga: Pemkot Tangsel Klaim 80 Persen Sekolah Penuhi Syarat untuk Gelar KBM Tatap Muka

“Pada 2020 PDRB Kota Tangsel berdasarkan atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp 82,84 triliun. Dalam kurun waktu 2015-2020, PDRB ADHB mengalami kenaikan, tapi turun pada 2020 sebesar Rp 5,07 triliun,” terang Humas Pemkot Tangsel.

Hampir sama dengan pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita Kota Tangsel mengalami tren kenaikan setiap tahun, tetapi turun pada 2020.

Pada 2019, data PDRB per kapita mengalami kenaikan yang mencapai 47,37 dan turun menjadi 45,87 pada 2020.

“Sedangkan untuk indeks gini, pada 2019 kota Tangsel mencetak angka sebesar 0,33 dan pada 2020 angkanya menjadi 0,36,” lanjutnya.

Baca juga: UPDATE: Tambah 136 Kasus Covid-19 di Tangsel, 494 Pasien Masih Dirawat

Meski mengalami kenaikan, ketimpangan pendapatan di Kota Tangsel termasuk dalam kategori sedang karena berada pada kisaran angka 0,3 sampai 0,4.

Hal itu bisa terjadi karena Pemkot Tangsel terus melakukan upaya pengurangan kemiskinan dengan mengurangi ketimpangan pendapatan.

Selain memaparkan tentang capaian kerja marko, Pemkot Tangsel juga membagikan laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tertuang dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) per 23 Februari 2021.

Target pendapatan Tahun Anggaran (TA) 2020 Kota Tangsel di APBD adalah sebesar Rp 3.293.508.954.132,00 dan terealisasikan sebesar Rp 3.004.516.465.478,00 atau mencapai sebesar 91,32 persen.

Baca juga: Ayah Diduga Perkosa Anak Tiri di Tangsel, Polisi Tangkap Pelaku

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai 93,42 persen dari target yang diharapkan. Untuk dana perimbangan realisasinya pada 2020 mencapai Rp 907.142.937.242,00 atau 96,81 persen.

“Realisasi lain-lain pendapatan daerah sah berada pada kisaran 62,63 persen atau Rp 444.255.370.483,00,” jelas Humas Pemkot Tangsel.

Sedangkan belanja daerah Kota Tangsel pada 2020 sebesar Rp 3.542.859.225.236,35 dan dapat direalisasikan sebesar Rp 3.143.397.216.971,00 atau 88,72 persen.

“Belanja langsung memberikan kontribusi sebesar 67,96 persen dari realisasi belanja pada 2020 dan sisanya sebesar 32,04 persen disumbagkan oleh belanja tidak langsung,” jelasnya.

Baca juga: [Update 4 April]: Bertambah 38, Kasus Positif Covid-19 di Tangsel Jadi 9.827

Adapun terkait inovasi daerah, selama tahun 2020, Pemkot Tangsel berhasil menghasilkan 35 inovasi baru. Beberapa inovasi ini berasal dari 17 Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dua kecamatan, dan satu kelurahan. (ADV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com