MOJOKERTO, KOMPAS.com - Sampel tiga kerangka manusia yang ditemukan di Situs Kumitir, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, akan dikirim di ke Australia untuk menemukan periode kehidupan (dating) pemilik rangka.
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BCPB) Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho mengungkapkan, sampel dikirim ke laboratorium milik Australian National University (ANU) di Canberra, Australia yang masih memiliki keterkaitan kerjasama dengan Unair Surabaya.
Baca juga: Mengapa Arkeolog Yakin Situs Kumitir merupakan Istana Menantu Pendiri Kerajaan Majapahit?
"Sekarang masih di Unair (Universitas Airlangga). Nanti akan kita kirimkan ke laboratorium di Australia untuk dating," kata Wicaksono saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Arkeolog Kaji Temuan Kerangka Manusia di Situs Kumitir Mojokerto, Minta Bantuan Sejumlah Ahli
Sebelumnya, dating untuk menentukan apakah pemilik kerangka di Situs Kumitir hidup pada masa klasik atau masa modern sempat dilakukan di Unair Surabaya.
Namun, terbatasnya sampel kerangka yang terkumpul membuat tim ahli antropologi forensik Unair kesulitan untuk melanjutkan penelitian.
Di labotarium Unair, kata Wicaksono, sampel untuk melakukan dating memerlukan sedikitnya 300 gram.
"Laboratorium di Australia untuk dating, sampelnya bisa lebih sedikit. Itu pertimbangan kita," jelas Wicaksono.
Diberitakan sebelumnya, tiga kerangka manusia ditemukan di tiga titik berbeda dengan jarak yang saling berdekatan, di sektor C kompleks bangunan utama Situs Kumitir.
Satu kerangka ditemukan dalam kondisi utuh, sedangkan dua lainnya tidak lengkap.
Khusus untuk kerangka yang masih utuh, posisinya ditemukan dalam kondisi tengkurap dan membujur ke utara.
Kerangka manusia itu diperkirakan berjenis kelamin perempuan, berusia 20 - 30 tahun, serta memiliki tinggi sekitar 153 sentimeter.
Awalnya, kata Wicaksono, kerangka manusia yang ditemukan diduga merupakan bagian dari orang yang dimakamkan di pemakaman umum yang tak jauh dari situs Kumitir.
Namun, melihat kondisi kerangka yang tertindih bebatuan di dalam bangunan utama, pihaknya merasa perlu untuk melakukan kajian mendalam.
Adapun situs Kumitir diyakini diyakini sebagai bagian dari jejak arkeologis Kerajaan Majapahit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.