Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Ada Kebocoran, Pendapatan Daerah di Jabar Baru 20-30 Persen dari Potensi

Kompas.com - 06/04/2021, 07:46 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Rata-rata Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten/kota di Jawa Barat masih berkisar 20-30 persen dari potensi yang ada. Salah satunya karena tingkat kebocoran yang tinggi.

"(Misalnya) penjualan mobil tinggi tapi pajak kendaraan menurun atau retribusi parkir," ujar Wakil Ketua Divisi Kajian Ekonomi dan Jasa Keuangan Komite Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat Acuviarta Kartabi dalam kegiatan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), Senin (5/4/2021).

Pria yang akrab disapa Acu ini mengatakan, rendahnya pendapatan berdampak pada akselerasi program pemerintah daerah dalam pelayan masyarakat.

"PAD ini terbatas. Padahal anggaran daerah bisa memengaruhi belanja (untuk pelayanan). Keterbatasan ini harus dipertimbangkan karena tingkat kebocoran juga masih tinggi," tutur dia.

Baca juga: Genjot Pameran, Produk UMKM Jabar Meraup Miliaran Rupiah

Peran digitalisasi

Acu menjelaskan, salah satu langkah yang bisa diambil adalah pengoptimalan digitalisasi. Saat ini, ketika segalanya berjalan cepat, pengelolaan pendapatan daerah dengan sistem digital masih minim.

Untuk itu, pemanfaatkan digitalisasi harus dioptimalkan. Karena pajak bukan hanya masalah potongan, tapi kemudahan membayar dengan sistem digital.

Jika sistem digital dimaksimalkan maka bisa membuat stabilitas keuangan daerah kian baik. Saat pendapatan daerah naik, pelayanan kepada masyarakat pun bisa lebih bagus.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat Herawanto mengatakan, infrastruktur dan SDM Jabar dalam hal digitalisasi tergolong paling maju.

Persoalannya, tingkat digitalisasi belum merata di setiap daerah. Herawanto mengungkapkan, rata-rata tingkat digitalisasi pendapatan daerah berkisar antara 50-80 persen.

Baca juga: Diluncurkan, Program SMK Membangun Desa di Jabar Gandeng 27 Desa

Namun ada daerah yang masih sangat rendah, di atas 10 persen. Itu artinya mesti ada sosialisasi dan literasi yang lebih baik lagi.

"Ada toko jaket kulit terkenal di Garut. Di tokonya terdapat QRIS. Ketika mau bayar, penjaga toko menawarkan pembayaran dengan cash," tutur dia.

Saat ini, masih banyak warga yang berpikir memegang uang fisik masih mantap. Inilah yang perlu diedukasi bersama. Karena memegang uang fisik, risikonya lebih besar.

Selain itu, digitalisasi memberikan banyak manfaat. Bahkan digitalisasi pembayaran dapat meningkatkan PAD di Jabar sekitar 11 sampai 14 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com